BandarLampung (Harian Pilar) – Puluhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati (Unimal) memprotes kebijakan kampus yang memberlakukan ujian Try Out sebelum melakukan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
Mahasiswa menilai, ujian Try Out yang dikenakan biaya Rp2,680 juta/mahasiswa tidak transparan, bahkan try out ini terkesan mendadak dan tidak diharuskan dalam peraturan Kemendikti. Selain itu juga mahasiswa keberatan atas penetapan biaya try out yang dinilai memberatkan.
Salah seorang mahasiswa Unimal yang ikut dalam aksi protes itu mengatakan, pihaknya menolak ujian try out, selain tidak wajib ujian ini juga tidak ada kesepakatan awal dengan mahasiswa. Bahkan, pihak Unimal tidak bisa mengakomodir semua mahasiswa Unimal karena keterbatas kuota dan tenaga penguji.
“Setelah mengeluarkan edaran bahwa mahasiswa harus mengikuti try out ternyata pihak kampus tidak dapat Menyelenggarakan ujian secara menyeluruh. Dari 187 mahasiswa yang try out, sebanyak 47 mahasiswa tidak bisa mengikuti try out, dengan alasan untuk ujian OSCE hanya ada 60 penguji yang bersertifikat,” ungkap salah seorang mahasiswa yang enggan namanya dikorankan, Rabu (21/1/15). Mahasiswa juga menolak try out, karena dinilai mendadak dan merugikan mahasiswa.
“Kami menuntut hak kami yang harus mengikuti ujian UKMPPD tanpa harus mengikuti try out,” tegasnya. Dekan Fakultas Kedokteran Dr Dalfian mengatakan, jika pihaknya mendapat protes mahasiswa terkait ujian try out yang mana, kapasitas ujian ini tidak bisa semua diakomodir lantaran pihak Unimal kekurangan tenaga penguji.
“Hari ini kami kedatangan para mahasiswa yang sudah selesai pendidikan KOASE tapi secara tahapan Mereka mereka masih memiliki tanggungan untuk ujian UKMPPD. Di mana sebagian dari itu kita terlebih dulu melaksanakan Try Out yang di dalamnya ada beberapa bagian yaitu CVT dan OSCE dan dalam pelaksanaanya kami terbentur dengan ujian OSCE, kerena kami kekurang tenaga penguji, dari 187 kapasitas penguji kita hanya bisa untuk 140 mahasiswa inilah yang diprotes mahasiswa. Tapi kami sedang mengajukan kepada pemerintah agar meraka yang belum ini akan dilakukan ditahap kedua Atau OSCE tahap II,” terangnya. (Putra/JJ)