Oleh : Mico P
Harianpilar.com, Bandarlampung – Lampung harus dipimpin orang muda. Kalimat ini sering saya ucapkan di hampir setiap obrolan, dengan siapa saja dan kapan saja ketika bicara sosok pemimpin daerah.
Bukan tanpa alasan. Sebaliknya punya alasan mendasar. Pemimpin muda kini jadi kebutuhan yang mendesak bagi daerah, termasuk Lampung.
Lampung belum mampu bersaing sepenuhnya dengan daerah lain. Padahal sumberdaya dan potensi tak jauh berbeda. Guna mengejar ketertinggalan, maka Lampung harus melakukan lompatan dalam semua aspek pembangunan
Untuk bisa melakukan lompatan, maka diperlukan pemimpin yang berani keluar dari paradigma lama dalam membangun daerah. Yang berani membuat trobosan dengan sentuhan teknologi di semua lini.
Yang berani menggerek birokrasi meninggalkan kebiasaan usang yang kaku, formalis, tertutup dan lambat. Semua ini lebih mudah dilakukan oleh pemimpin muda.
Yang dibutuhkan memang bukan muda sekedar muda. Bukan muda karbitan. Tapi muda yang matang karena proses.
Memang tak banyak calon pemimpin muda di Lampung yang memiliki kriteria lengkap sesuai kebutuhan daerah. Tapi bukan berarti tidak ada.
Asalkan partai politik (parpol) yang memiliki hak mencalonkan pemimpin daerah, dan masyarakat yang memiliki hak memilih pemimpin daerah harus sama-sama menanggalkan cara pandang lama dalam memilih pemimpin.
Parpol harus benar-benar bisa menghadirkan calon yang sesuai kebutuhan daerah, yang mampu membawa daerah melakukan lompatan pembangunan. Jangan menyodorkan calon ke rakyat hanya karena bermodal besar, apa lagi modal dari cukong.
Juga jangan lagi menyodorkan calon dengan usia lanjut ke pemilih di daerah. Karen pemimpin daerah masa kini harus produktif usia dan kerjanya.
Bukan menolak politisi tua untuk jadi pemimpin daerah. Tapi dalam konteks kebutuhan daerah saat ini yang memerlukan lompatan untuk mengejar ketertinggalan, maka pemimpin muda yang bisa menjawabnya.
Pemimpin masa kini tak bisa lagi terlalu protokoler, tak bisa terlalu formal, tak bisa arogan, tak bisa baperan, tak bisa sok jagoan, dan tak bisa tertutup. Karena dunia sudah berubah, semua serba terbuka. Sedikit anda salah bersikap, dirujak warganet.
Pemimpin daerah era kekinian juga harus mampu melakukan komunikasi melalui berbagai saluran, juga harus mampu memahami berbagai ekspresi anak muda. Karena jumlah mereka lebih banyak dari yang tua. Merekalah masa depan itu.
Prinsifnya pemimpin masa kini harus punya cara kerja dan cara komunikasi kekinian. Punya cara menyikapi dan menyelesaikan masalah berbeda dari dulu.
Daerah juga harus sejak saat ini dipimpin anak muda, sehingga langgam kerja pembangunan menuju Indonesia Emas 2045 sudah terbentuk sejak dini. Karena anak-anak mudalah yang akan bergerak kesana.
Dan Pilkada 2024 merupakan momentum emas bagi kalangan muda untuk memilih pemimpin dari kalangannya. Kini waktunya yang muda berkarya…Wassalam.