oleh

Pencarian Jasad Korban Bunuh Diri Dihentikan

Harianpilar.com, Tanggamus – Polisi Perairan (Polair) Dermaga Kotaagung, Tanggamus menegaskan, upaya pencarian jasad Samri (27) resmi dihentikan pada hari ke lima, tepatnya Minggu (1/5/2016). Penghentian pencarian diklaim sudah sesuai prosedur penyelamatan. Meski pencarian sudah mencapai batas waktunya, namun jasad warga Pekon Kutakarang, Kecamatan Cukuhbalak, Pulau Tabuan itu tak juga ditemukan oleh tim penyelam dari Polair dan Koramil Kotaagung. Samri diketahui bunuh diri pada Selasa (26/4/2016) lalu, sekitar pukul 14.30 WIB. Jika terhitung hari ke lima, artinya Minggu (1/5/2016) pencarian resmi dihentikan.

Kepala Polair Dermaga Kotaagung, Bripka Agus Kurniawan menyatakan, bahwa Samri yang menceburkan diri ke perairan Teluk Semaka dengan kaki terikat pada jangkar, murni bunuh diri. Petugas berwenang tak menemukan adanya tanda-tanda pemaksaan oleh orang lain, saat Samri hendak menceburkan diri ketika Perahu Laksana II sedang berlayar dari Dermaga Kotaagung menuju Pulau Tabuan. “Pencarian terhadap korban kami fokuskan di wilayah perairan Kabu, Kecamatan Pematangsawa. Karena di situlah titik korban menceburkan dirinya. Kondisinya, kaki korban terikat pada jangkar yang berfungsi ‎sebagai pemberat. Sehingga, analisanya jasad korban seharusnya tidak terseret arus. Makanya kami fokuskan pencarian di wilayah Pantai Kabu. Namun hasilnya nihil,” ujar Agus Kurniawan, Minggu siang.

Berdasarkan pengamatan, jika sudah lebih dari lima hari jasad Samri berada di dasar laut, maka kondisi jasanya akan hancur. Pada saat itulah, ‎ada kemungkinan jangkar akan terlepas, dan jasad Samri muncul ke permukaan. Namun hal itu memerlukan waktu. “Berdasarkan keterangan para anak buah kapal (ABK) Laksana II, Samri yang tak lain juga sesama ABK, memang terlihat gusar sebelum kejadian. Gelagatnya aneh, seperti orang yang sedang bingung. Dirinya juga sempat membuat segelas kopi. Namun belum sampai kopi habis, Samri bergegas berjalan menuju depan perahu. Di situlah rupanya dia mengikatkan jangkar pada kakinya, lalu menceburkan diri,” beber Agus Kurniawan.

Dia menambahkan, sesaat setelah kejadian, ABK yang lain sempat langsung terjun ke laut untuk mengejar dan menyelamatkan korban. Namun karena korban menggunakan jangkar, velositas gravitasi tubuh Samri puluhan kali lebih cepat tenggelam ke dasar laut dan tidak terkejar.

Entah masalah macam apa yang menghantui pikiran Samri (27). Sampai-sampai pria yang sehari-harinya menjadi anak buah kapal (ABK) Laksana II itu, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Pria yang diketahui masih single itu, mengikatkan sebuah jangkar yang diperkirakan berbobot 120 kilogram ke kakinya sebagai pemberat. Lalu dia nekat menceburkan diri ke laut dari perahu yang sedang berlayar.

Peristiwa mencengangkan tersebut terjadi Selasa (26/4/2016), sekitar pukul 14.30 WIB. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Perahu Laksana II yang selama ini menjadi tempat Samri mencari nahkah, berlayar dari Dermaga Kotaagung sekitar pukul 13.30 WIB. Tujuan perahu penumpang itu adalah wilayah Kabupaten Tanggamus yang berada di seberang perairan Semaka, yaitu Pulau Tabuan. Berdasarkan perkiraan, perjalanan perhahu dari Kotaagung menuju Pulau Tabuan, biasanya memakan waktu antara dua hingga tiga jam.

“Kalau perahu berangkat dari Dermaga Kotaagung sekitar pukul 13.30 WIB dan dia menceburkan diri saat pukul 14.30 WIB, artinya perahu baru menempuh satu jam perjalanan. Lokasi korban bunuh diri itu, berarti di perairan yang cukup dalam. Apalagi dia mengikatkan jangkar berbobot 120 kg ke kakinya dan sudah dilepas dari badan perahu. Karena jangkar itu menjadi pemberat, pantas saja kalau tubuhnya cepat tenggelam ke dasar lautan,” ujar Andre (25) sesama warga Pulau Tabuan yang menetap di Kotaagung.

Dikonfirmasi terpisah terkait aksi nekat seorang ABK ini, Kapolsek Kotaagung AKP Asep Abdullah membenarkannya. Dia mendapatkan laporan, bahwa Selasa siang, ada seorang ABK nekat bunuh diri menceburkan diri ke tengah laut, menggunakan ‎jangkar yang terikat di kaki sebagai pemberat. Petugas dari Polair dan Pos Angkatan Laut (PosAL) Kotaagung yang berusaha mencari jasad korban pun kewalahan.

“Sampai Rabu siang, jasad korban yang diduga bunuh diri itu belum ketemu. Ini kami juga masih terus berkoordinasi dengan petugas Polair dan PosAL Dermaga Kotaagung. Dari perkiraan tim penyelam, lokasi tempat korban bunuh mencapai kedalaman dua kilometer,” singkat kapolsek, Rabu (27/4/2016).

Sempat juga dikatakan ABK Laksana II lainnya, bahwa Samri memang sudah terlihat gusar sedari perahu baru berlayar. Korban terlihat mondar-mandir dari bagian depan perahu lalu ke buritan (belakang) selama beberapa kali. Raut wajahnya juga tampak bingung. Seperti sedang dirundung masalah yang teramat berat. Bahkan Samri yang biasanya dikenal ramah, beberapa saat sebelum kejadian memang tak banyak berbicara pada siapapun.

“Nggak lama setelah perahu berlayar, Samri mondar-mandir dari depan ke belakang beberapa kali. Dia juga nggak bicara atau menegur siapa pun. Padahal biasanya dia nggak begitu. Setelah perahu mulai di tengah laut, Samri sempat membuat kopi. Baru setengah gelas kopi diminum, dia bergegas lagi. Gelagatnya seperti sedang mencari-cari sesuatu. Dia berhenti, setelah sampai di depan badan perahu. Kami memang tidak terlalu memperhatikan, karena semua ABK saat itu sedang sibuk dengan tugas masing-masing,” ujar salah satu rekan korban.

Ketika berdiri di depan perahu, Samri memang terlihat sedang mengerjakan sesuatu. Namun tak ada yang menyangka, bahwa ternyata dia sedang melepas tali jangkar dari badan perahu. Lalu dia kaitkan jangkar ke kakinya dengan tali yang lebih pendek. Tak berapa lama berselang saat semua orang di perahu lengah, mendadak terdengarbyuuuuurr dari bagian depan ‎perahu.

“Beberapa ABK spontan lari ke sumber suara untuk melihat apa yang terjadi. Melihat jangkar perahu hilang dan sudah lepas dari badan perahu, barulah disadari kalau Samri sengaja bunuh diri. Kami juganggak ada yang tahu apa penyebabnya. Ya meskipun dia orang yang ramah, tapi dia tipe orang yang tertutup kalau menyangkut masalah pribadi. Pastinya Samri ini statusnya masih bujang,” sebut ABK berperawakan tinggi itu. (Ron)