Harianpilar.com, Tulangbawang Barat – Dugaan penyimpangan sejumlah proyek di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DP2K) Tulangbawang Barat (Tubaba), ternyata tidak hanya terjadi pada 13 proyek fisik dan pengadaan, tapi juga terjadi dihampir seluruh proyek Jaringan Irigasi Tersier (JIT) dan Proyek Pekerjaan Jalan Usaha Tani (JUT).
Berdasarkan hasil investigasi, sejumlah proyek JIT da JUT juga mengalami hal yang sama, yakni kondisi jalan mulai retak-retak, bahkan sebagian batu split berserakan di badan jalan. Padahal pekerjaan proyek tersebut baru saja diselesaikan. Diduga pekerjaan proyek fisik maupun pengadaan yang menggunakan dana APBD Tubaba 2015 ini tidak sesuai dengan kententuan tehnis.
Tercatat puluhan proyek DP2K Tubaba, yang kembali diduga tidak sesuai spesifikasi tehnis yakni, proyek Pengembangan Hutan Rakyat dan Pengkayaan Vegetatif,
Belanja Herbisida 250 liter, dengan pagu Rp22.500.000. Proyek Pengadan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya, nama paket Pengadaan Pakaian Olah Raga 40 Stel, dengan nilai pagu Rp 20.000.000. Proyek Peningkatan Insfrastruktur sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nama paket Pembuatan Rak Pestisida 3 unit.
Selanjutnya, proyek Pengembangan Kebun Buah Agrowisata, nama paket Pengadaan Bibit Tanaman Buah Naga 300 polibag, dengan pagu Rp19.500.000. Proyek Peningkatan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nama paket Pengadaan Meja dan Kursi Kerja 24 unit, dengan pagu Rp60.000.000.
Kondisi yang sama juga terjadi pada proyek Pengembangan Hortikultura, nama paket Pengadaan Bahan Kimia dan Pupuk 18000 kg, dengan nilai pagu Rp31.150.000. Proyek Pembangunan Kebun Buah Agrowisata, nama paket Pembangunan Gerbang Agrowisata, dengan nilai pagu Rp15.000.000. Proyek Pengembangan Hutan Rakyat dan Pengkayaan vegetative, nama paket Belanja Jasa Konsultansi Pengawasan, dengan pagu Rp28.200.000.
Selain itu, Proyek Peningkatan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana Pertanian Tanaman Pangan Prioritas, nama paket Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT), dengan pagu Rp275.000.000. Proyek Peningkatan Insfrastruktur sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nama paket Pengadaan Printer 8 unit, dengan pagu Rp24.000.000. Proyek Peningkatan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nama paket Pembuatan Sumur Bor di areal Persawahan lainnya 17 unit, dengan pagu Rp1.615.000.000.
Indikasi penyimpangan juga terjadi pada proyek Pengembangan HUtan Rakyat dan Pengkayaan Vegetatif, nama paket Belanja PMLT 2000 kg, dengan pagu Rp40.000.000. Proyek Peningkatan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana Pertanian Tanaman Pangan Prioritas, nama paket Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT) 1 paket, dengan pagu Rp220.000.000. Selanjutnya Proyek Peningkatan Insfrastuktur Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nama paket Perencanaan Pembuatan Sumur Bor air Dalam 1 paket, dengan pagu Rp136.200.000.
Terkait dugaan penyimpangan proyek DP2K Tubaba ini, Sentral Investigasi Korupsi Akuntabilitas dan HAM (SIKK-HAM) Lampung, menilai jika proyek yang dikelola DP2K Tubaba ini, harus dilakukan audit, baik soal pengelolaan anggaran proyeknya maupun soal dugaan penyimpangan pekerjaan yang bisa berpotensi merugikan keuangan Negara.
“Jika mayoritas pekerjaan proyek yang menggunakan dana APBD terindikasi bermasalah, maka sepatutnya dilakukan audit, hingga diketahui jika ada potensi kerugian Negara,” kata Direktur Eksekutif SIKK-HAM Lampung, Handri Martadinyata, SH, saat dihubungi via telepon, Senin (23/11/2015).
Terpisah, ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kahutanan (DP2K) Tulangbawang Barat (Tubaba) Samsul Komar, membantah jika proyek pekerjaan yang dikelola DP2K tidak sesuai ketentuan.
“Dugaan ini tidak benar, sejumlah paket pekerjaan ini sudah dilaksanakan. namun ada juga yang sedang dilaksanakan, contohnya prngadaan bibit tanaman buah naga, karena pekerjaan itu dilakukan dengan menunggu cuaca yang pas,” elaknya.
Meski demikian, Samsul mengakui jika memang ada pekerjaan yang dilakukan di luar spek perencanaan.
“Dalam pekerjaan pemasangan paving blok dan penaludan agrowisata, itu memang ada penambahan di luar perencanaan. sebab setelah pekerjaan selesai dikerjakan oleh pihak ketiga, menurut kami perlu dilakukan lagi penambahan. Sehingga itu kami lakukan dengan seadanya yakni talud dengan batako,” elaknya lagi.
Samsul juga membenarkan bahwa pekerjaan Jaringan Irigasi Tersier (JIT) tersebut, memang melalui DP2K Tubaba dan itu masih dalam masa perawatan.
“Pekerjaan itu memang punya kita, akan tetapi itukan masih dalam masa perawatan,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pekerjaan proyek fisik dan pengadaan di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (DP2K), Pemkab Tulangbawang Barat (Tubaba), ditenggarai bermasalah dan sarat penyimpangan.
Betapa tidak, proyek yang menggunakan APBD 2015 yakni, Jaringan Irigasi Tersier (JIT) di Tiyuh Magrakencana, Pekerjaan Jalan Usaha Tani (JUT) di Tiyuh Sumberrejo, Pekerjaan Penalutan dan Pemasangan Paving Blok Agrowisata, dan beberapa pekerjaan lainya yang belum dijumpai di lokasi seperti Pembangunan Pagar Agrowisata, Pengadaan Bibit Buah Naga.
Selain itu, beberapa proyek fisik maupun pengadaan yang diduga menyimpang yakni, Proyek Pengembangan Hutan Rakyat dan Pengkayaan Vegetatif, dengan nama paket pengadaan Belanja Bibit Karet, volume: 20, 000 batang, dengan nilai pagu Rp180 000 000.
Proyek Peningkatan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nama paket Pengadaan Laptop 10 unit, dengan nilai pagu Rp100,000,000. Proyek Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor, nama paket Pengadaan Laptop 2 unit, dengan pagu Rp24.000.000.
Selanjutnya, Proyek Pengembangan Kebun Buah Agrowisata, nama paket Pengadaan Pupuk Kandang, Volume: 65000 kg, dengan pagu Rp97.500.000. Proyek Pengembangan Kebun Buah Agrowisata, nama paket Pembuatan Rak Pembibitan Tanaman I paket, dengan nilai pagu Rp 20.000.000. Proyek Pengembangan Kebun Buah Agrowisata, nama paket Pengadaan Pupuk NPK 200o Kg, dengan pagu Rp19.000. 000. Proyek Pengembangan Hortikultura, nama paket Pengadaan Bibit Tanaman 3400 batang, dengan pagu Rp153.000.000. Proyek pengembangan Kebun Buah Agrowisata, nama paket Penalutan dan Pemasangan Paving, dengan pagu Rp50.000.000.
Selain itu, Proyek Pengembangan Pertanian Padi Organik, nama paket Kaos Peserta Panen Raya 850 buah, dengan pagu Rp51.000.000. Proyek Pengembangan Hutan Rakyat dan Pengkayaan Vegetatif, nama paket Pengadaan Laptop 2 unit, dengan pagu Rp20.000.000. Proyek Pengembangan Kebun Buah Agrowisata, nam paket Pengadaan benih Tanaman Hias 1 paket, dengan pagu Rp15.000.000. Proyek Pengembangan Hutan Rakyat dan Pengkayaan Vegetatif, nama paket Pengadaan LCD Proyektor, dengan pagu Rp11.000.000.
Selanjutnya, Proyek Peningkatan Insfrastruktur Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan, nam paket Pengadaan Wireless dan LCD Proyektor 17 unit, dnegan pagu Rp152.000.000. lokasi seluruh BP3K.
Berdasarkan hasil investigasi lapangan, beberapa titik jalan proyek Jaringan Irigasi Tersier (JIT) dan Jalan Usaha Tani (JUT), baik yang berada di Tiyuh Margakencana maupun yang ada di Tiyuh Sumberrejo, mengalami kerusakan. Bahkan sebagian jalan mengalami keretakan, sehingga jalan terkelupas yang mengakibatkan batu split berserakan di badan jalan.
Bukan hanya itu, pemasangan batako pada proyek talud hingga pemasangan paving block, terkesan asal jadi.
Menurut pengakuan warga sekitar, kualitas sejumlah proyek yang dikerjakan DP2K Tubaba, khususnya paa proyek jaringan irigasi ini terkesan asal jadi, akibatnya kualitas pekerjaan sangat tidak maksimal sehingga banyak pekerjaan yang kembali rusak meski baru selesai dikerjakan.
“Sayang sekali pekerjaan ini baru selesai, akan tetapi sudah banyak ditemui retakan retakan pada badan Jaringan Irigasi ini,” tutur salah seorang warga yang enggan namanya disebutkan, Sabtu (21/11/2015).
Terkait kondisi proyek ini, pihak DP2K belum dapat dimintai tanggapan, bahkan kepala DP2K Tubaba ketika dihubungi via telepon juga tidak aktif. (Efriwan/Juanda)