oleh

Mahasiswa Kecam Kepemimpinan Lukman Hakim

Harianpilar.com, Metro – Pemerintah Kota Metro semakin mengalami keterpurukan dengan predikat rezim Lukman Hakim – R.Saleh Candra P. dinilai gagal memajukan pembangunan Metro dengan menghapus semua aset dan simbol sejarah Kota Metro.

Terbukti beberapa simbol dan aset Metro hilang begitu saja tanpa ada kenal nilai perjuangan dan aset terjual tanpa ada kejelasan.

Saat ini rezim Lukman-Saleh adalah rekor terpuruk sepanjang sejarah Kota Metro. selama kepemimpnannya arahnya semakin tidak jelas, hanya demi keuntungan pribadi,golongan dan kelompok serta untuk balas budi kepada pengusaha dan kaum kapitalis selama ini.

Demikian yang dilontarkan para pendemo gabungan pedagang kopindo dan kaki lima serta mahasiswa Metro. Aksi demo yang digelar di halaman Kejaksaan dan DPRD setempat, Senin (25/05) di koordinatori Arwan dan Slamet Riyadi dari kemahasiswaan Metro.

Dilanjutkan Arwan, dari kecaman diatas sekali lagi Lukman hanya bersembunyi di balik tangan kroni-kroninya (pejabat), dengan program seremonial yang sifatnya predikat atau penghargaan baik dari Pemerintah pusat dan Pemerintah Kab/Kota guna menutupi persoalan yang ada.

Hal ini patut di dugakan dan di sangkakan selama kepemimpinnya berkaitan erat. diantaranya Lukman melakukan kebusukan politik di ranah masyarakat pedagang pasar. Ini jelas hanya mengedepankan balas budi Lukman Hakim kepada pengembang dan kaum kapitalis yang telah menyokong dalam pilkada 2010 lalu termasuk erat dalam pembangunan pasar Kopindo dan Metro Mega Mall.

Kemudian, masih menurut Arwan, masih seputaran pembangunan yang erat langsung ke Lukman Hakim dan kroni serta kerabat keluarganya adalah pembangunan Pasar Tejoagung yang sempat muncul ke ranah hukum namun hilang. Lalu pembangunan rumah dinas walikota, Resunawa, Masjid Taqwa, islami c/wisma haji, dll.

Terakhir anggaran MTQ di Metro yang tidak jelas, yang juga dijalankan oleh kroninya termasuk kerabat dekatnya dalam pengadaan barang jasa dari total Rp. 5,6 M.

Atas hal ini, didesak kepada pihak kejaksaan setempat untuk benar-benar menegakkan  hukum tanpa tebang pilih atau melihat sisi tawar.

“Diminta Kejaksaan mengusut tuntas semua hal yang patut diduga melanggar  aturan, tanpa harus menunggu karena poksi penegak hukum sudah menjadi tanggung jawab dalam abdi negaranya,”cetus Arwan.

Ditambahkan Slamet Riyadi, rezim Lukman Hakim tidak menunjukan sikap arif dan ketokohannya sebagi pemimpin rakyat. Dimana Metro dicetuskan sebagai kota pendidikan tidak menunjukan kota pendidikan, kota pelajar pun tidak. Sebab fasilitas umum pelajar tidak ada, program yang diprioritaskan bagi pelajar/mahasiswa yang berprestasi dan yang lulus hanya sebatas tameng prestasi untuk penghargaan belaka.

“Sepakat apa dikatakan Arwn bahwa penegak hukum harus berani mengungkapnya bukan sekedar gemboran semata. Sebab selama ini melalui tangan-tangan besinya, program dunia pendidikan menjadi alasan utama dalam politik dan untuk meraup keuntungan.terlebih menjelang masa jabatan nya habis,”ujarnya.

Sekedar diketahui, dalam aksi demo ratusan pedagang dan mahasiswa itu juga meminta para Wakil Rakyat DPRD setempat lewat Ketua DPRD Anna Morinda turut juga menandatangani tuntutan pendemo.

Adapun tuntutan pendemo diantaranya, agar DPRD ikut menghentikan segala bentuk penggusuran dan penindasan  terhadap pedagang, membatalkan serta mempertahankan keberadaan pasar tradisional Kopindo Metro.

Kemudian, Pemkot harus mengakomodir tuntutan pedagang dan mahasiswa didunia pendidikan, jangan jual aset-aset metro, menuntut Lukman Hakim memutus kontrak-kontrak pembangunan dengan pengembang dan kaum kapitalisme. (Romzi/JJ)