Pesawaran (Harian Pilar) – Sulitnya mendapatkan pekerjaan, ditambah biaya hidup semakin tinggi, merupakan salah satu faktor peningkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di tahun ini. Di mana dibandingkan tahun sebelumnya, peningkatan TKI untuk asal Pesawaran ini tampak sangat signifikan.
Menurut Kasi Pelatihan dan Penempatan, Dissosnakertrans, Desnita, jumlah TKI tahun 2014 sebanyak 896 orang. Dan jika dibandingkan tahun kemarin, pemberangkatan TKI hanya 609 orang.
“Tahun ini mengalami peningkatan jumlah TKI yang berangkat keluar negeri sebanyak 287 orang dari tahun sebelumnya” ujar Desnita, Selasa (18/11/2014).
Oleh karenanya, sambung Desnita, pihaknya terus melakukan pendataan terhadap sejumlah perusahaan yang eksis bergerak di bidang PJTKI. Hal tersebut dimaksudkan menjaga dan mengantisipasi pihak sponsor nakal. Dan selain itu, pihaknya mengkhawatirkan adanya perusahan bodong.
“Para TKI itu kan, sebelum pemberangkatan menuju negara tempat tujuan, sebelumnya ditempatkan di penampungan, dan diadakan pelatihan terlebih dahulu, dan kalau perusahaan itu sendiri tidak jelas, bagaimana nasib TKI nantinya,” paparnya.
Ditambahkannya, untuk perusahaan yang saat ini masuk data pihaknya berjumlah 15 perusahaan. Sedangkan sejumlah 3 perusahaan sudah tidak aktif.
Disebutkan Desnita 3 perusahaan yang tidak aktif yakni, PT. Alkarnia Santosa, PT. Assami Annada Mandiri, dan PT. Barokah Saudara Abadi.
“Ke tiga perusahaan itu telah kita rekomendasikan ke Dissosnakertrans Provinsi, sebab kewenangan mencabut izin itu adalah provinsi, sedangkan pihak kabupaten hanya mengeluarkan rekomendasi saja,” terangnya.
Lebih lanjut wanita berjilbab itu menjelaskan, tujuan keberangkatan TKI saat ini, untuk negara Asia, seperti negara Taiwan, Hongkong, dan Oman, sedangkan untuk negara jiran seperti malaysia dan singapura turut menjadi minat para TKI dalam mengadu nasib untuk mengais rezki diluar negeri.
Hal itu, disebabkan, negara arab saudi yang selama ini mendominan perekrutan tenaga pekerja paling banyak sedang ditutup, melalui kesepakatan pemutusan hubungan (moratorium) Indonesia-Arab saudi.
“Pengiriman TKI ke Saudi Arabia, saat ini tidak ada lagi, ya (moratorium) seperti itu, dan akhirnya sasaran pekerja beralih ke negara lainnya,” tandasnya. (Fahmi/JJ).