oleh

LBH Minta Satpol PP Dievaluasi. Kekerasan Anak Jalanan Kembali Disorot

Harianpilar.com, Bandarlampung – Tindak kekerasan terhadap para anak-anak jalanan yang diduga dilakukan oknum anggota Satpol Pamong Praja (PP), hingga mengarah pada brutalisme saat operasi nonyustisi kembali disorot.

Maraknya aksi kekerasan ini diduga disebabkan  minimnya pengawasan anggota Satpol PP, hingga perlu dievaluasi secara mendasar.

Direktur LBH Bandarlampung Sumaindra Jarwadi mengatakan, pihaknya bersama konsentris.id akan membahas masalah kekerasan anak jalanan ini dalam diskusi publik, di Warung Kopi Pahlawan, Kedaton, Bandarlampung, Kamis (2/2).

Gagasan ini muncul lantaran pihaknya telah menerima pengaduan dari orang-orang yang mengais rezeki di jalanan.

Dalam laporannya, kata Sumaindra, para anak jalanan ini mengaku menerima berbagai macam bentuk kekerasan dari anggota Pol PP setempat.

“Mereka yang terjaring razia diperlakukan tak manusiawi, seperti diperintahkan berjalan jongkok, dipukul di bagian perut, dan kaki dihajar dengan pentungan. Bahkan, di bawah tekanan Pol PP, ada korban yang rambutnya dipangkas acak-acakan,” ungkap Sumaindra, Rabu (1/2).

Menurutnya,  selama ini, pekerjaan Satuan Polisi Pamong Praja minim pengawasan. Sementara, media berulang kali mewartakan praktik kekerasan Pol PP. Belum lama ini, anggota Pol PP dilaporkan memukuli badut jalanan dan memalak pengamen angklung.

“Melihat jejak-jejak kekerasan, sepertinya perlu mengevaluasi secara mendasar Sat Pol PP. Kami akan mendampingi para korban untuk membuat laporan pidana,” ujarnya.

Diskusi yang digelar LBH Bandar Lampung dan konsentris.id itu akan menghadirkan sejumlah narasumber.

Mereka antara lain Walikota Bandarlampung Eva Dwiana, Pelaksana Tugas (Plt) Kasat Pol PP Bandar Lampung Ahmad Nurizki Erwandi, anggota DPRD setempat, dan akademisi FISIP Universitas Lampung Fuad Abdulgani.

Sebelumnya, Komnas HAM sudah meminta keterangan Eva Dwiana terkait dugaan penyiksaan dan kesewenang-wenangan dalam operasi penertiban oleh Sat Pol PP Bandar Lampung.

Surat tersebut setelah konsentris.id melaporkan rupa-rupa kekerasan terhadap anak-anak jalanan yang terjaring razia Sat Pol PP. Persoalan itu pun menjadi sorotan media, baik lokal maupun nasional.

Terkait hal ini, Kasatpol PP Kota Bandarlampung Ahmad Nurizki Erwandi, belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi via telepon tidak menjawab meski Handphonenya dalam keadaan aktif. Bahkan saat dikonfirmasi via WhatsApp tidak dibalas, meski dibaca. (*).