oleh

Kapolri Lantik 10 Ribu Satgas Anti Narkoba

Harianpilar.com, Bandarlampung – Kepala Polisi Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Badrodin Haiti, melantik 10 ribu orang yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Anti Narkoba di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (Unila), Rabu (18/5/2016). Satgas Ini adalah bentukan dari Polda Lampung. Dari seluruh provinsi di Indonesia, Provinsi Lampung menjadi yang pertama terbentuknya Satgas narkoba.

“Seluruh provinsi di tingkat Polda baru kali ini saya resmikan, perlu kita dukung dan terus kita kembangkan,” ungkap Badrodin Haiti, saat memberi sambutan di GSG Unila, Rabu (18/5/2016).

Menurut Kapolri, tantangan bangsa saat ini cukup banyak yang harus kita benahi dan ditertibkan.

“Yang perlu kita benahi di sini bukan hanya narkoba, tetapi juga kita harus memerangi Korupsi, Terorisme, Komunisme dan juga Radikalisme. Semua itu memerlukan penanganan kita semua tidak hanya pemerintah tetapi seluruhnya termasuk masyarakat harus memeranginya,” tegasnya.

Karena menurut Badrodin, narkoba ini sudah dinyatakan suatu kondisi darurat nasional, sebab 5 juta penduduk Indonesia terpapar masalah narkoba.

“Tercatat hampir 5 juta penduduk Indonesia sudah terjangkit masalah narkoba ini sudah sangat serius yang harus kita cegah meluas, serta sudah merasuk pada seluruh elemen masyarakat dari TNI, Polri, Pelajar bahkan sampai pelosok pedesaan,” ujarnya.

Ia juga meminta Satgas Narkoba untuk memberantas penyebaran minuman keras karna menurutnya barang haram tersebut sama mematikannya dengan narkotika.

“Minuman keras juga perlu diberantas karena kejahatan lain bisa terjadi karena minuman keras. Contohnya seperti kasus pemerkosaan dan pembunuhan YN di Bengkulu. Itu pelakunya berada di bawah pengaruh minuman keras,” ucapnya.

Di kesempatan itu, Bupati Lampung Selatan  Zainudin Hasan mengatakan, jika pihaknya seudah membentuk 50 orang Satgas narkoba di tingkat desa di Lampung Selatan. “Alhamdulillah setelah pembentukan Satgas itu sudah ada penggerebekan pembuatan ekstasi dan inek di Desa Natar, Kecamatan Natar,” ujarnya.

Zainudin juga menegaskan, jika dirinya akan menindak tegas Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terbukti menggunakan narkoba.

“Seperti kata Kapolri tadi bahwa kita harus bertindak tegas Satgas anti narkoba ini diinisiasi oleh Kapolda Lampung Brigadir Jenderal Ike Edwin. Dari 10 ribu anggota Satgas yang dilantik, 2.500 di antaranya adalah kepala desa. Satgas ini berada sampai di tingkat desa,” ungkapnya.

Dukungan pembentukan Satgas Narkoba juga datang dari Walikota Bandarlampung Heman HN. Dirinya mengaku akan mendukung dan membentuk satgas narkoba di seluruh kelurahan di lingkungan Kota Bandarlampung.

“Mungkin sekitar 50 atau lebih Satgas yang akan kita bentuk nantinya, dan kita menyatakan perang terhadap narkoba,” kata Herman HN,  usai pelantikan.

Seirama dengan program yang sedang digencarkan Pemkot dalam memerangi narkoba, Herman HN tak mau kecolongan, pihaknya akan melakukan tes urin terlebih dahulu kepada para calon anggota Satgas.

“Jelas dong kita akan lakukan tes dahulu sebelum mereka bergabung, sehingga kita tidak kecolongan,” tambahnya.

Herman sangat optimis dengan di bentuk satgas ini akan meminimalisir adanya masyarakat yang mengkonsumsi maupun mengedarkan barang haram ini.

“kita optimistis Satgas bisa meminimalisir permasalahan psikotropika ini,” tandasnya.

Diketahui, ribuan Mahasiswa Bidikmisi Unila tahun 2013-2015 dan para tokoh Mahasiswa antusias ikuti kuliah umum yang diberikan Kepala Polisi Republik Indonesia (KAPOLRI)  Jendral Pol. Drs.Badrodin Haiti, Rabu (18/5/2016).

Sebelum memberikan kuliah umum, Kapolri bersama Rektor Universitas Lampung (UNILA) melakukan penandatanganan MoU yang bertujuan dapat meningkatkan kapasitas pendidikan yang ada di Universitas Lampung (UNILA).

Dalam kuliah umumnya, Jendral yang pernah menjabat sebagai Wakapolri itu mengusung tema Peran Mahasiswa dalam menghadapi Dinamika sosial yang ada saat ini.

Di tengah-tengah penjelasannya, Jendral Badrodin mengungkapkan saat ini di lingkungan kampus, seluruh Universitas se-  Indonesia baik itu swasta maupun negeri marak paham-paham radikal dan kekerasan yang masuk.

“Dinamika sosial maupun perubahan tak lepas dari faktor pendorong, serta bersifat terbuka sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat luas . Apalagi mengatasi paham-paham radikal seperti sekarang ini yaitu dengan cara memperkuat rasa rasionalisme , jangan berpihak ke mayoritas maupun minoritas . Perbedaan adalah bagian yg harus disyukuri dan harus menumbuhkan rasa toleransi didalamnya,” jelas Jendral, yang mampu berbahasa Jawa dan Madura itu.

Akhir kata, Jendral Pol. Drs.Badrodin Haiti mengimbau para mahasiswa agar pintar-pintar dalam menerima informasi dari halayak media baik cetak maupun online yang kini tengah membuming di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa. (Tomi/Ramona/Putri/Juanda)