Harianpilar.com, Bandarlampung – Aksi demo mahasiswa IAIN Lampung berlanjut, kali ini aksi penolakan atas penyegelan serta pembekuan Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Budaya Islam (UKM SBI) oleh pihak Rektor yang menilai aksi tersebut anarkis.
Tercatat ada 15 mahasiswa yang ditangkap aparat kepolisian, lantaran dinilai memprovokasi saat penyegelan sekretariat UKM SBI. Untuk itu, mahasiswa juga mendesak aparat untuk segera membebaskan mahasiswa.
“Kami sudah minta bantuan dengan LBH agar teman-teman kami yang tertangkap dapat dikeluarkan secepatnya, pihak kampus terlalu berlebihan menurut kami dengan aksi demo kami ini. Kami padahal sebelumnya sudah melakukan mediasi beberapa kali tapi mereka dari pihak rektorat tidak setuju dan menolak terus, enggak tahunya malah ada penangkapan gini,” ujar Anggota UKM SBI IAIN Qelok, usai aksi.
Terpisah, Presiden BEM IAIN Lampung Syaiful Huda, secara tegas mendukung penuh atas aksi penolakan penyegelan secretariat UKM SBI IAIN.
“Koordinasi dari pihak rektorat untuk mengeluarkan SK rektor tapi rektor tidak ada di tempat, entah disepakati atau tidak dengan rektor yang pasti rektor tidak ada di kampus saat SK tersebut dikeluarkan,” ujar Syaiful Huda, saat menggelar konferensi pers, di gendung sekretariat UKM SBI.
Dikatakan Syaiful, jika aksi penolakan ini mendapat dukungan penuh dari seluruh perwakilan UKM Seni se-Provinsi Lampung.
“Kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih dengan teman-teman dari UKM seni dari berbagai macam universitas yang respect atas masalah ini dan kami selaku Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) akan tetap mendukung penolakan ini,” tegasnya.
Para mahasiswa merasa jika UKM SBI IAIN Raden Intan Lampung dibekukan, wadah mereka dalam mengembangkan kreatifitas tidak dapat dituangkan di kampus mereka sendiri.
“Kami akan tetap melakukan usaha-usaha sekuat tenaga kami dan tentunya dengan bantuan dari berbagai macam pihak ,akan terus kami usahakan , agar UKM SBI ini dikembalikan dan tetap berjalan,” ujarnya. (Ramona/JJ)