oleh

Masyarakat Tanggamus Tak Terpengaruh Gafatar

Harianpilar.com, Tanggamus – Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) memastikan masyarakat Bumi Begawi Jejama tidak ada yang terpengaruh dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Kepala Kantor Kesbangpol Tanggamus Edi Narimo mengatakan, dari 194 eks warga Gafatar asal Provinsi Lampung yang dipulangkan, tidak ada satupun yang berasal dari kabupaten yang berjuluk Bumi Begawi Jejama ini. Keyakinan tersebut berdasarkan laporan dari tim Kesbangpol yang melacak, ditambah lagi laporan dari pihak kecamatan yang selalu melaporkan kondisi di wilayahnya.

“Alhamdulillah, masyarakat kita masih cukup terkendali, kondisif dan tidak mudah terprovokasi serta terbujuk rayu dari Gafatar,” ujar Edi, diruang kerjanya, Selasa (26/1/2016).

Ia menerangkan, pada tahun 2013 dan 2014 lalu. Perwakilan dari Organisasi yang menyebut nama Tuhan menjadi “Tuan” Provinsi Lampung berkunjung ke kabupaten ini untuk mengajukan surat permohonan. Namun, permohonan yang disertai dengan tabloid serta foto aktifitas kemasyarakatan itu di tolak.
“Pernah datang kekita membawa surat permohonan masuk ke Tanggamus, tapi kita tolak. Bahkan pada tahun 2014 mereka meminta untuk audiensi kepada pak bupati, tetap kita tolak. Nah dari penolakan kedua itu, hingga sampai saat ini tidak datang lagi dari Gafatar,” katanya.

Penolakan tersebut, lanjut dia, berdasarkan surat edaran dari Kementerian dalam negeri (Kemendagri) RI nomor 220/3957 D.III tentang penjelasan status Gafatar yang diterbitkan pada tanggal 30 november 2012 yang diperbaharui pada tahun 2015 dengan nomor surat 220/0110 Kesbangpol. Dimana point utama dari surat edaran tersebut adalah tidak diperbolehkannya Gafatar berkembang di NKRI lantaran menganut ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah yang menganggap pemimpinnya sebagai nabi.

“Itukan suatu ajaran yang menyimpang dari qaidah dan aqidah islam yang dibawa Nabi Muhammad. Dan memang banyaknya orang yang terbujuk untuk bergabung dengan Gafatar, lantaran organisasi ini mengkemasnya dengan berbagai macam kegiatan kemanusiaan. Padahal, dibalik itu semua pengikutnya didoktrin dengan ajaran agama yang sesat. Tapi untungnya masyarakat Tanggamus cerdas dalam hal menelaah mana yang baik dan salah,” ungkap daia. (Ron/Mar)