oleh

Geger, Mayat Bayi Tergeletak di Kebun

Harianpilar.com, Lampung Selatan – Warga Desa Hara Banjarmanis, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) lagi-lagi sontak dikejutkan dengan penemuan sesosok jasad bayi perempuan yang terbungkus dengan kain sarung.

Bayi yang diperkirakan baru berusia 4 atau 5 hari tersebut, ditemukan warga di pinggir areal kebun warga atau tak jauh dari Stadion Pagar Alam (Stadion Jati) dalam kondisi mengenaskan dan sudah tidak bernyawa pada Minggu (17/1/2016) sekitar pukul 14.30 WIB.

Menurut warga sekitar Aliyus, yang pertama kali menemukan dalah ibu-ibu penjual sayuran keliling, sekitar pukul 14. 30 wib, selang beberapa menit kemudian baru berdatangan warga sekitar.

“Saat ditemukan kondisi bayi naas tersebut terlihat sudah tidak bernyawa bahkan terlihat sudah kering, kebetulan pas saya lewat ramai warga sedang melihat jasad bayi itu mas. Penemuan bayi ini sudah 2 kali ini terjadi di daerah stadion mas, belum lama ini juga pernah,” katanya.

Sementara , Kapolsek Kalianda AKP Heti Patmawati membenarkan peristiwa penemuan bayi tersebut. Dia mengatakan,  pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan sedang melakukan pemeriksaan terhadap para saksi yang meliputi warga setempat.
“Benar itu, kemarin kejadiannya. Usai ditemukan, jasad bayi ini langsung di bawa ke RSUD (Bob Bazar) Kalianda,” katanya saat dikonfirmasi di Mapolres Lampung Selatan, Senin (18/1/2016).

Heti juga menambahkan, pihaknya masih belum dapat berspekulasi terkait siapa orang yang tega membuang sang buah hati tersebut.

“Kita tidak bisa berandai-andai, kemungkinan hasil hubungan gelap, bisa jadi itu,” tambahnya.

Dia menjelaskan, kondisi bayi saat pertama kali ditemukan sudah tidak bernyawa terbungkus dengan kain panjang. Selain itu, terdapat luka bakar (bekas terjemur matahari). Sehingga dimungkinkan sudah cukup lama jasad tersebut tergelatak di TKP.
“Belum ada pihak yang kami curigai atas kasus ini, tunggu dulu nanti kami kabarkan,” jelasnya.

Dia juga melanjutkan, jasad bayi malang tersebut rencananya akan dibawa ke Bandarlampung untuk dilakukan otopsi.
“Ada rencana untuk diotopsi, tapi tidak di (RSUD) sini,” lanjut Heti. (Saipul/Juanda)