Harianpilar.com, Lampung Utara – Akademisi kritik dugaan pemborosan anggaran yang dilakukan Pemda Lampung Utara, yang menguras APBD dengan modus bimbingan teknik, hingga mengadakan ke Jakarta.
“Sangat Menyayangkan Bimtek harus keluar daerah apa lagi sampai jakarta karena biaya yang di keluarkan sangat tinggi. Seharus nya pemda bisa mekan biaya seminim mungkin. Apalagi di Kotabumi sendiri ada tempat untuk bimtek tersebut yaitu Al- shintan, Suhada, tempat ini biasa di pakai pada tahun-tahun sebelum nya. Saya rasa jika dua orang per SKPD lebih dari cukup, tinggal mau atau tidak menggunakanya,” kata Helmi Hasan, mantan dosen STIH Muhammadiyah.
Menurut Helmi, jika Pemda beralasan tidak bisa mendatangkan pengajar ke Lampung Utara, artinya perencanaan belum matang harus di tinjau kembali kegiatan itu, dan bukan satu alasan membawa bimtek ke jakarta , “Ini jelas hanya akalan untuk pemborosan anggaran saja,” jelas Helmi.
Seharusnya, kata Helmi, Pemda Lampura bisa mengalokasikan dana tersebut untuk mengentaskan kemiskinan dan mensejahtrakan masyarakat, sesuai janji bupati Lampura, Ilmu Agung Mangkunegara saat berkampanye. “Saya menyarankan kepada pemerintah daerah lampura agar ketika ada kegiata pakailah fasilitas pemda itu sendiri jangan di kota besar seperti jakarta karena konsentrasi peserta sendiri bisa terecah utuk menyerap ilmu yang di berikan tim pengajar, jadi hanya sia- sia saja,” katanya. (iswant/yoan/joe)