oleh

Keracunan Murid SDN 1 Gisting Bawah Akibat Bakteri

Harianpilar.com, Tanggamus – Sari kedelai, pada susu kedelai, yang dikonsumsi puluhan murid murid SDN 1 Gisting Bawah, pemicu keracunan. Sari tersebut terkontaminasi bakteri proteus sp. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil analisa klinis pada sampel sari kedelai yang dilakukan di Laboratorium Daerah Diskes Lampung.

Kepala Diskes Tanggamus Sukisno, melalui Kabid Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Sismantoro mengatakan, pengujian laboratorium pada sampel sari kedelai menunjukkan indikasi adanya bakteri proteus sp. Akibatnya, murid-murid yang mengkonsumsi minuman yang dijual di sekitar lingkungan sekolah mengalami mual, pusing, serta muntah.

Menurut Sismantoro, proteus sp. adalah jenis bakteri yang terkandung dalam feses (tinja, kotoran,red) cicak atau tikus. Indikasinya saat masih proses pembuatan maupun penyimpanan, minuman yang dibuat oleh Turmiyati kemasukan feses cicak atau tikus. “Akibatnya, sari kedelai itu tercemar. Namun hal itu tidak diketahui oleh si pembuatnya. Sehingga dia menjajakan minuman itu seperti biasanya. Selain itu, diduga juga bakteri proteus sp. lebih dulu mencemari peralatan yang digunakan untuk membuat minuman. Sehingga tidak higienis lagi dan mencemari bahan minuman,” kata Sismantoro, Selasa (9/9/2015)

Bakteri Proteus sp. lanjut dia, termasuk kuman patogen yang menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bernanah seperta abses dan infeksi luka. Bakteri ini ditemukan sebagai penyebab diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia. “Penularan dan penyebaran penyakit oleh proteus sp., biasanya melalui air sumur yang digunakan penduduk untuk mandi, mencuci, makan dan minum. Sehingga memungkinkan bakteri ini untuk masuk ke tubuh. Lalu menyebabkan diare,” ujar Sismantoro.

Sebelumnya, 41 murid SDN 1 Gistingbawah, Kecamatan Gisting, keracunan. pemicu keracunan adalah minuman berupa sari kedelai yang dijual oleh Turmiyati dari luar pagar sekolah. Pihak sekolah menyebutkan, minuman racikan itu dibeli dan diminum oleh 48 murid (20/8/2015) sekitar pukul 07.00 WIB, sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai. Ada 6 murid yang turut mengkonsumsi namun beruntung dan tidak keracunan. Sedangkan 42 lainnya mengalami pusing, mual, serta muntah. (imron/*)