Harianpilar.com, Bandarlampung – Berdasarkan pantauan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung, terdapat 30 titik api atau Hotspot yang terpantau di daerah Lampung. Potensi titik api itu mayoritas terdapat di tiga bagian wilayah Lampung yakni, Lampung bagian utara, tengah dan Lampung bagian timur.
Kasi Observasi dan Informasi BMKG Lampung, Sugiono melalui telepon selulernya, Senin (7/9/2015) menjelaskan, titik-titik api yang mulai terlihat ini salah satu faktor pemicunya karena telah datangnya musim kemarau di Provinsi Lampung sejak bulan Mei lalu.
“Saat ini kita memang sudah masuk musim kemarau, sehingga pengaruh dari kemarau itu menimbulkan titik panas atau Hotspot yang telah terpantau pada bulan Juni, meski Lampung memiliki 30 titik api diperkirakan tidak akan berbahaya seperti di Provinsi Riau, Jambi dan Kalimantan,” jelasnya.
Musim kemarau di Lampung diprediksi akan berlangsung hingga bulan November mendatang. Namun meskipun kemarau masih terdapat hujan dengan intensitas ringan atau kecil sekali, untuk itu masyarakat diharapkan tidak membakar sampah sembarangan, yang dapat memicu terjadinya kebakaran serta menghemat penggunaan air.
Lebih lanjut Sugiono mengatakan, meski Lampung juga mendapatkan dampak asap dari Riau tapi tidak separah seperti Provinsi Sumatera Selatan.
“Ya, kita juga terkena kabut asap tapi hanya sedikit, karena kita berada di ujung Sumatera jadi tidak terlalu berbahaya,” katanya.
BMKG mengimbau kepada masyarakat Lampung untuk lebih menghemat dalam menggunakan air bersih, karena tahun ini musim kemarau lebih panjang dan musim hujan diperkirakan akan datang bukan di awal bulan November.
“Meski November kita sudah memasuki musim hujan, tidak langsung awal bulan itu hujan turun kemungkinan hujan datang melewati bulan tersebut untuk tahun ini kita mengalami musim kemarau yang cukup panjang, jadi kita harus menghemat dalam menggunakan air bersih,” terangnya. (Fitri/Juanda)