Harianpilar.com, Tanggamus – Keberadaan dokter hewan di Kabupaten Tanggamus terbilang minim. Betapa tidak, dari empat pusat kesehatan hewan (Puskeswan) yang dimiliki, satu Puskeswan belum mempunyai dokter hewan yakni di Kecamatan Bulog.
Tak pelak, jika melihat geografis Kabupaten Tanggamus yang menjangkau dua puluh kecamatan menyebabkan beban kerja dokter hewan pun bertambah karena masing-masing harus mengawasi setidaknya empat hingga lima Kecamatan di Tanggamus.
Yang lebih ironis, diketahui ternyata ke-empat dokter hewan tersebut merupakan paramedik bantuan dari Kementerian Pertanian dan masih berstatus tenaga harian lepas (THL).
“Saat ini cuma ada empat dokter hewan,tiga diantaranya ditempatkan di Puskeswan dan satu lagi sebagai tenaga teknis,”kata Kabid Kesehatan Hewan Eko Turyono,mewakili Kepala Dinas peternakan dan kesehatan hewan Tanggamus,Riza Pahlevi kemarin (11/8/2015).
Dijelaskan Eko,untuk mengatasi ketiadaan dokter hewan di Puskemas Bulog,ditempatkan petugas medik hewan yang selalu berkoordinasi dengan tenaga teknis Dinakkeswan.
Pihaknya pun sudah melaporkan hal ini kepada Badan kepegawaian Daerah (BKD) Tanggamus,namun keinginan untuk menambah jumlah petugas medis sepertinya sulit terealisasi.
“Sudah kita ajukan ke BKD, bahkan di setiap kesempatan pasti kita laporkan. Namun, hingga saat ini belum juga terealisasi,” ujarnya.
Untuk membantu dan memaksimalkan kinerja paramedik,pihaknya saat ini sedangan mengupayakan perbaikan fasilitas dan penambahan sarana dan prasarana yang ada di Puskeswan.
Seperti penambahan mobiler,pengadaan peralatan laboratorium hingga pembuatan pagar pembatas.
“Insyallah tidak lama lagi semua fasilitas penunjang Puskeswan akan terealisasi mulai dari penambahan mobiler,pengadaan laboratorium untuk uji tes penyakit hewan kemudian seperti di Puskeswan Pugung dan Bulog itu akan dipasang pagar keliling,” terang Eko.
Khusus untuk pengadaan peralatan laboratorium,Eko sangat berharap agar segera terealisasi. Karena menurutnya selama ini untuk melakukan uji laboratorium pihaknya harus melakukan hingga keluar daerah.
“Kalau sudah punya peralatan laboratorium sendiri kan dapat lebih memudahkan kita dalam uji tes penyakit hewan,” pungkas Eko. (Imron/JJ)