oleh

Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Segera Bentuk Masyarakat Peduli Api

Harianpilar.com, Tanggamus – Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kotaagung Utara, Tanggamus sedang melakukan upaya pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang nantinya khusus menangani masalah kebakaran hutan, di wilayah kerja KPHL setempat.

Kepala KPHL Kotaagung Utara Suratman mengatakan, keberadaan MPA tersebut sangatlah penting dalam hal penanganan kebakaran hutan, terutama saat ini. Tanggamus sendiri sudah mulai musim kemarau, yang sudah tentunya kebakaran hutan lebih rentan terjadi dimusim kemarau ini.

“Sebenarnya ancaman kebakaran hutan tidak saja terjadi pada musim kemarau, tapi musim hujan juga kebakaran hutan bisa saja terjadi. Maka dari itu kita upayakan membentuk MPA, karena memang keberadaannya sendiri sangat penting,” kata Suratman, Saat di hubungi melalui via selulernya, Senin (3/8/2015).

Ia menjelaskan, Untuk wilayah Kota Agung Utara sendiri belum terbentuk, yang baru ada di KPHL Batu Tegi namun itu statusnya perbantuan dari Balai Konservasis Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. Tanggamus sendiri terutama di wilayah kerja dari KPHL Kota Agung Utara memang bisa di bilang tidak pernah mengalami kebakaran hutan. Karena, walaupun dalam kondisi kemarau, masih sering terjadi hujan.

“Oleh karenanya, BKSDA Lampung, membentuk MPA diperioritaskan ke lokasi-lokasi rawan kebakaran hutan. Sedangkan disini bisa dikatakan aman sehingga belum diputuskan oleh BKSDA. Ya, tapi kita tetap saja upayakan pembentukan MPA. Dan memang pembentukan MPA ini sendiri memerlukan anggaran yang cukup besar, karena ada kegiatan pelatihan dan sarana pendukung lainnya. Semua itu masih tengah di upayakan,” jelasnya.

Untuk melakukan antisipasi kebakaran hutan, sambung Suratman, KPHL juga sudah menginstruksikan kepada anggota Polhut dan pamhut untuk siap siaga dan selalu melakukan actions pencegahan kebakaran, salah satunya dengan memberikan arahaan kepada masyarakat seputar kawasan hutan agar tidak melakukan aktifitas yang menjurus kepada kebakaran hutan. Dan memang kesadaran masyarakat akan mencegah kebakaran hutan sudah mulai meningkat.

Bukan hanya itu saja, pihak KPHL juga menyiagakan pos resort kehutanan di delapan titik. Melalui pos-pos itulah maka tanda-tanda kebakaran bisa terpantau dan menghindari kebakaran yang lebih luas. Pos-pos itu yakni di Pekon Gunung Doh dengan Pekon Simpang Bayur, Kecamatan Bandar Negeri Semong. Pekon Atarlebar, Kecamatan Wonosobo. Pekon Tulungasahan, Kecamatan Semaka. Pekon Way Panas, Kecamatan Kota Agung Barat, Pekon Sidokaton, Kec. Gisting dan dua pos lagi di Kecamatan Ulu Belu.

Sedangkan terkait pantau titik panas hutan oleh satelit, Suratman mengaku hutan di Tanggamus tidak terpantau satelit. Pasalnya cuaca hutan disini tidak terlalu panas dan hujan masih ada. Itulah yang mengaburkan sensor satelit untuk mendeteksi kebakaran hutan disini. Kemudian juga Tanggamus belum terapkan alat G-spot, kalau ada itu maka pemantauan bisa dilakukan.”karena kelestarian hutan ada ditangan kita, maka dari itu, saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama melestarikan hutan Tanggamus,” imbuhnya. (Imron/JJ)