Harianpilar.com, Pringsewu – Pelaksanaan proyek pengadaan buku perpusatakaan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2014 diduga Mark-Up. Selain itu, pelaksanaan proyek senilai Rp197 juta itu dikerjakan pada tahun 2015, lantaran tercium adanya indikasi fiktif.
Menurut sumber Harian Pilar, Proyek pengadaan buku perpustakaan tersebut seharusnya dilaksanakan pada bulan Mei 2014, namun tidak dibelikan tapi karena sudah tercium kecurangan, maka proyek itu baru dikerjakan Bulan Januari 2015 meski tidak sesuai spek.
“Walaupun sudah dibelikan buku sama raknya, namun jumlah bukunya sangat sedikit juga kualitas rak juga tidak sesuai spek, rak bukunya saat ini termakan bubuk kayu karena diduga dengan kualitas jelek. Pengadaan bukunya sedikit tidak sesuai anggaran pengadaan juga rak bukunya sudah dimakan bubuk kayu pak, bisa dilihat di kantor raknya penuh bubuk kayu pak,” ungkap sumber, Selasa (26/5/2015).
Menurut sumber, bukan hanya itu untuk pengadaan buku perpustakaan pekon juga diduga telah dimark-up, pengadaan buku perpustakaan pekon tersebut senilai Rp63 juta untuk sembilan pekon pada sembilan kecamatan di Kabupaten Pringsewu jadi persatu pekon senilai Rp7 juta.
“Peruntukan buku perpustakaan pekon juga diduga fiktif, karena tidak pernah ada pekon yang mendapat bantuan buku perpustakaan tersebut,” kata dia.
Selain itu, ungkap sumber, mobil perpustakaan keliling yang seharusnya dipergunakan untuk keliling ke sekolah-sekolah, tidak difungsikan. Mobil perpustakaan keliling tersebut tidak pernah dioperasikan, namun anggaran operasional kendaraan tersebut sebesar Rp3juta/ bulan dikeluarkan.
“Selama tahun 2014 kendaraan tersebut sama sekali tidak pernah dipergunakan sesuai peruntukannya,” kata sumber.
Sementara Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Sunargianto saat dikonfirmasi mengatakan, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan karena sudah selesai, namun dia tidak bisa menjelaskan pekon mana yang mendapat bantuan buku perpustakaan, saat ditanya pengadaan buku dan rak buku perpustakaan dia tidak menjawab.
Ketika ditanya persoalan kendaraan perpustakaan keliling ini, Sunargianto hanya terdiam tidak memberikan komentar apapun. (*)