Tulangbawang (Harian Pilar)
Anjloknya harga karet membuat penghasilan petani di wilayah Tulangbawang kian terhimpit. Sejumlah petani karet mengaku kesulitan guna memenuhi kebutuhan keluarganya sejak anjloknya harga karet sejak enam bulan terakhir.
Hal tersebut diakui oleh Suratmo (40), petani karet di wilayah Banjar Agung. Ia mengatakan dengan anjloknya harga karet berdampak besar terhadap pendapatan keluarganya. Harga karet saat ini berkisar antara Rp 3 ribu hingga Rp 3.500/ kg.
“Sekarang keadaannya sulit sekali, harga karet dari petani ke pengepul hanya Rp3 ribu sampai Rp 3,500. Sudah dari lima bulan ini. Entah kapan bisa stabil,” ungkap Suratmo, Rabu (9/10).
Ia mengaku rindu akan harga karet pada masa-masa sebelumnya.
“Sebelumnya Rp 8000 perkilo, bahkan pernah sampai Rp 10 ribu perkilo. Sekarang hanya Rp 3500, anjlok bener,” imbuhnya.
Ia mengatakan, rendahnya harga karet tersebut berdampak besar terhadap sejumlah tanggungan hidup keluarga seperti biaya sekolah dan sejumlah kebutuhan keluarga lainya.
Apalagi, tambah dia, dalam kondisi musim kemarau saat ini kualitas getah karet hasil menderes tidak maksimal.
“Kalau sekarang menderes bisa empat hari baru terisi piringan.
Kalau normal, bisa sehari sekali menderes. Dulu dalam dua hektar sekali menderes bisa mencapai 1,5 kwintal. Sebulan bisa dapat Rp juta, tapi sekarang paling hanya dapat Rp 1 juta,” keluhnya.
“Dengan pendapatan segitu, gimana bisa mencukupi kebutuhan, belum lagi biaya anak sekolah,” tandanya. (Merizal/JJ).