oleh

BBM Naik, Harga Hasil Pertanian Turun

Tubabar (Harian Pilar) – Sebagian besar masyarakat Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) mencemaskan kelangsungan perekonomian rumah tangga mereka, menyusul kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak pada meningkatnya harga kebutuhan pokok.

Masyarakat Kabupaten Tubabar khususnya kecamatan Gunung Agung, Lambu Kibang, serta Gunung Terang sangat merasakan dampaknya.

Pasalnya kenaikan tersebut dibarengi dengan turunnya harga hasil pertanian mereka seperti singkong dan karet yang memang merupakan mayoritas perekonomian dari masyarakat setempat.

Hal tersebut terlihat dari adanya kesenggangan suasana pada sejumlah pasar kampung yang ada di kecamatan kecamatan tersebut. Seperti penuturan dari beberapa masyarakat yang dijumpai di salah satu pasar kampung Suka Jaya Gunung Agung, mereka menerangkan bahwa saat ini merak benar benar dalam masa masa paceklik.

“Saat ini benar-benar masa transisi mas, harga kebutuhan rumah tangga pada naik semua, cabe, beras, minyak, dan kebutuhan kebutuha pokok lainya, sedang harga hasil bumi kita malah turun,” kata salah seorang warga, Minggu (23/11/2014).

Menurut sumber, warga tidak sepenuhnya mengeluh atas kenaikan dari harga BBM ini, namun seharusnya disertai pula dengan kenaikan harga hasil bumi.

“BBM naik dua ribu per liter mas, sedangkan hasil bumi kita malah turun harga, seperti singkong dan karet, belum lagi menurunya volume hasil akibat cuaca yang berdampak pada menurunnya penghasilan bagi kelangsungan perekonomian rumah tangga,” tambahnya.

Petani mengharapakan perhatian dari pemeritah, khususnya pemkab setempat, guna mengstabilkan harga sejumlah kebutuha pokok rumah tangga.

“Kami berharap Pemkab kita bisa turun tangan guna menstabilkan harga kebutuhan pokok, pasalnya yang diumumkan pemerintah sementara baru harga BBM belum untuk harga kebutuhan pokok rumah tangga,” harapnya. (Khoiri/Epri/JJ).