Harianpilar.com, Lampung Selatan – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) telah menyelesaikan program kerja utama mereka dengan mendirikan Bank Sampah Desa Betung sebagai inovasi dalam pengelolaan sampah. Bank sampah ini mulai beroperasi sejak 19 Januari 2025, bertempat di depan rumah Kepala Dusun 3, Desa Betung, kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, dengan sistem pengelolaan yang melibatkan masyarakat dan pemerintah desa.
Bank Sampah Desa Betung tidak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan sampah, tetapi juga sebagai sistem ekonomi sirkular bagi Desa. Melalui konsep ini, di mana pemasukan dari hasil bank sampah akan di ambil oleh pengepul dan akan dicatat serta dikelola oleh pemerintah desa.
Selain itu, guna memperluas jangkauan dan meningkatkan partisipasi masyarakat, media sosial resmi Bank Sampah Desa Betung telah dibuat dengan username @eco.betung. Harapannya, inisiatif ini dapat menarik perhatian pihak eksternal untuk turut serta dalam upaya menangani permasalahan sampah di desa.
Dalam lokakarya yang diadakan pada 30 Januari 2025, Kepala Desa Betung menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKN ITERA.
“Terima kasih kepada anak-anak KKN ITERA yang telah membuat bank sampah di desa ini. Ini adalah inovasi dalam pengurangan sampah di Desa Betung. Saya berharap masyarakat dapat terlibat aktif dan memahami konsep bank sampah, bukan hanya menotice definisi sampahnya saja,” ungkapnya.
Melihat keberhasilan tahap awal ini, mahasiswa KKN ITERA juga mengusulkan rencana keberlanjutan agar setiap dusun di Desa Betung memiliki bank sampah sendiri. Rencana ini diharapkan dapat diwujudkan melalui peran aktif karang taruna dalam membangun dan mengelola bank sampah di masing-masing dusun.
Dengan adanya Bank Sampah Desa Betung, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya memilah sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. Program ini juga menjadi bukti bahwa dengan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan masyarakat, solusi nyata terhadap permasalahan lingkungan dapat diwujudkan secara berkelanjutan. (Ramona).