oleh

Pemprov Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah

Harianpilar.com, Bandarlampung – Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang dirangkaikan dengan penanggulangan tuberculosis secara virtual yang dipimpin Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dari Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin, (10/06).

Mendagri dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa angka inflasi di Indonesia berada di angka yang cukup baik.

“Inflasi global kita saat ini, kita di angka 2,84% itu adalah peringkat ke 73 dari 186 negara di dunia, artinya kita bagus posisinya.

Beberapa negara inflasi sangat tinggi. Kemudian untuk di G20, kita juga cukup baik di angka 2,84% peringkat 14 dari 24 negara dan kemudian di tingkat Asean terjaga cukup baik di angka tersebut, peringkat 6 dari 11 negara asean,” ungkapnya.

Mendagri menjelaskan bahwa apabila angka inflasi Indonesia terlalu rendah juga akan buruk bagi sebagian besar masyarakat yang merupakan produsen.

“Kita tidak pernah mentarget seperti Brunei Darussalam -0,2% karena kita selain negara konsumen juga negara produsen yang harus mendapatkan angka yang bisa menyeimbangkan antara menyenangkan konsumen, barang ada harga terjangkau, tapi juga menyenangkan para produsen, petani dan lain-lain. Kalau terjadi devaluasi inflasi terlalu rendah maka kasian pedagang, pengusaha, pabrik, petani karena mereka akan bahkan bisa rugi menutup ongkos produksi,” jelasnya.

Mendagri juga mengungkapkan bahwa secara resmi pada awal bulan, Angka inflasi di Indonesia pada posisi year-on-year nya 2,84% dibanding dengan bulan sebelumnya Year-on-year nya 3%.

“Jadi terjadi penurunan. Tapi indikator yang paling penting adalah inflasi dari bulan ke bulan, dari bulan April ke bulan mei baru kali ini sepertinya dari tahun kita mulai rapat September 2022 itu terjadi deflasi -0,03% dan kita melihat dari sebelumnya 0,25%,” lanjutnya.

Mendagri juga menjelaskan bahwa sebelumnya makanan minuman dan tembakau selalu berada diposisi merah dan saat ini sudah tidak merah lagi.

“Selama ini yang nomor 1 adalah makanan minuman dan tembakau merah terus, tapi di bulan Mei makanan minuman dan tembakau bahkan -0,29% artinya barang pangan tersedia dan harganya terjangkau. Ini adalah indikator bagus,” ungkapnya.

Namun demikian, Mendagri mengingatkan bahwa angka nasional ini bukan berarti menggambarkan angka di tingkat daerah sehingga diperlukan upaya beberapa daerah dalam menstabilkan angka inflasi yang masih tinggi di daerahnya. (Ramona/JJ).