Harianpilar.com, Bandarlampung – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Lampung pada tahun 2024 naik secara signifikant dari tahun sebelumnya.
Bahkan, data terakhir kasusnya mencapai diangka kurang lebih 4 ribuan kasus dengan 19 diantaranya meninggal dunia.
Kasi P2TM dan Keswa Dinkes Lampung dr. Yeni Hasrita, menyampaikan, kenaikan kasus DPD di Provinsi Lampung saat ini diakibatkan oleh faktor cuaca.
Dan kenaikan ini tidak hanya terjadi di Provinsi Lampung saja, melainkan di daerah lain juga mengalami kenaikkan yang signifikan.
“Kalau tahun 2023 kemarin kan kita mengalami musim kemarau yang cukup panjang. Tapi di tahun 2024 ini, curah hujannya cukup tinggi. Ini yang menjadi salah satu penyebab melonjaknya kasus DBD,” terangnya.
Dalam menekan angka kasus DPD, menurut dr. Yeni harus dilakukan beberapa langkah yang prevemtife dan edukatif kepada masyarakat tentang bagaimana mencegah terkena DBD.
“Ini yang kita galakkan kepada puskemas atau faskes-faskes di Lampung untuk melakukan sosialisasi dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait bagaimana melakukan pencegahan DBD. dan untuk saat ini langkah 3M (menguras, mengubur, dan menutup) masih menjadi langkah yang efektif untuk mencegah DBD,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUDAM, dr. Imam Ghazali mengatakan, DBD dapat menyerang siapapun. Disebutkannya terdapat populasi yang rentan terkena DBD, yakni anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah.
“Dan dalam mengantisipasi lonjakan kasus DBD ini, kami pihak rumah sakit telah menyiapkan 15 ruangan khusus untuk menampung pasien DBD,” kata dia.
Dia juga menjelaskan, ada beberapa gejala DBD yang dapat diperhatikan. Seperti demam tinggi selama dua hingga tujuh hari yang disertai nyeri, sakit kepala dan belakang bola mata, mual, diare, bercak-bercak di kulit, mimisan, gusi berdarah, dan BAB hitam.
Lantas dirinya menambahkan tentang penanganan pertama yang dapat dilakukan ketika mendapati gejala tersebut.
“Penanganan pertama jika mendapati gejala tersebut adalah minum yang banyak bisa berupa air putih ataupun jus, minum obat penurun panas, makan makanan yang bergizi serta istirahat. Jika gejala berlanjut segera periksa ke dokter,” lugasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPRD Lampung, Yanuar Irawan mendorong pemerintah dalam hal ini Pemprov Lampung dan pemda 15 kabupaten/kota untuk terus secara masif memberikan edukasi dan informatif kepada masyarakat terkait penyakit DBD ini.
“Memang penyakit DBD ini tidak menular, tapi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akibatnya juga bisa fatal. Dan kami sangat mendorong upaya edukasi yang preventif kepada masyarakat agar tahu bagaimana cara mencegah penyakit DBD ini,” kata dia.
Politisi PDIP ini juga selalu terbuka atau open terhadap kasus-kasus yang saat ini sedang viral di masyarakat. Seperti kasus DBD ini. Karena, diakuinya, saat ini banyak laporan masuk dari masyarakat soal maraknya kasus DBD ini.
Dari sisi anggaran, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Rumah Sakit Abdul Muluk melalu rapat dengar pendapat (rdp) untuk mencari solusi bagaimana mencegah atau mengatasi persoalan melonjaknya kasus DBD ini.
“Kami juga anggota DPRD Provinsi Lampung, dengan mendengarkan informasi dari yang herkompeten terkait kasus DBD ini dan bagaimana pencegahannya, seperti informasi dari Dinkes dan rumah sakit, informasi ini akan kita sampaikan juga kepada masyarakat ketika kami turun dapil. Karena ini bentuk komitmen kita juga sebagai mitra Pemda dalam membantu pemprov mencegah penyakit DBD ini,” pungkasnya. (*).