Harianpilar.com, Bandarlampung – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung merilis hasil pengawasan pada masa kampanye Pemilu 2024. Satunya, jumlah kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Calon DPD RI.
Berdasarkan data Bawaslu Lampung, hingga akhir masa kampanye terdapat 10 Calon DPD yang sama sekali tidak melakukan kampanye atau nol kegiatan.
10 Calon DPD tersebut yakin Abdul Hakim, Agung Imam Prasetyo, Benny Uzer, Devi Siwandani, Diah Siti Nuraini, Heri Proletari DK, Khaidir Bujung, Herlambang, Supeno, dan Tulus Purnomo.
Sementara untuk Calon DPD Bustami Zainudin dan David Kurniawan hanya 1 kali berkampanye. Kemudian Ahmad Bastian, Jihan Nurlela, dan Petrus Tjandra hanya 2 kali melakukan kegiatan kampanye.
Calon DPD yang paling banyak melakukan kampanye yakni Farah Nuriza Amelia, yakni 15 kali melakukan giat kampanye.
Dikonfirmasi perihal data tersebut, Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Lampung Tamri mengatakan, data tersebut merupakan data giat kampanye yang resmi menggunakan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP).
Data ini berdasarkan STTP dan Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu,” katanya.
Sementara, Calon DPD RI Abdul Hakim mengaku tetap kampanye dengan pola dor to dor, dengan melakukan interaksi terbuka kepada masyarakat.
“Melakukan kampanye dor to dor, silaturahim biasa. Dan itu tidak perlu mendapat izin khusus, dalam waktu bersamaan saya masih bertugas sebagai anggota DPD RI, sekalian melakukan fungsi kedewanan,” ungkap Abdul Hakim, saat dimintai tanggapan via telepon, Senin (12/2).
Menurutnya, selama ini dirinya selalu melakukan komunikasi dan silaturahim kepada masyarakat, sehingga tidak perlu melakukan kampanye besar-besaran.
“Seperti ada masyarakat yang hajatan saya datang, yang terpenting itu bagaimana saya bisa menyapa. Mereka lebih senang disapa walaupun saya tidak menyatakan untuk minta dipilih, bagi saya itu sudah relatif cukup,” jelasnya.
Dengan melakukan silaturahaim, kata Abdul Hakim, pola kampanye tersebut lebih efektif dan masyarakat tidak terlalu terbebani.
“Masyarakat tidak terbebani dengan kedatangan saya. Jika kita mengundang orang untuk berkampanye belum tentu responnya baik,” ungkapnya.
Abdul Hakim juga menyakini jika dengan cara bersilaturahim kepada masyarakat, baik dirinya sebagai masyarakat biasa maupun sedang melaksanakan tugas itu jauh lebih baik penerimaan masyarakat.
“Seperti ada kegiatan hari-hari besar, saya hadir dan itu lebih dari cukup,” tandasnya. (*)