oleh

OJK Dorong Peningkatan Literasi Keuangan Penyandang Disabilitas

Harianpilar.com, Bandarlampung – Dalam rangka memaksimalkan pencapaian target indeks literasi dan indeks inklusi Keuangan (target indeks Literasi 50% dan Indeks Inklusi 90% di tahun 2024), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan kegiatan sosialisasi “Literasi dan Inklusi Keuangan kepada Penyandang Disabilitas”, sesuai dengan sasaran prioritas pada arahan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 – 2025, Selasa (23/5).

Kegiatan dihadiri oleh 75 peserta yang terdiri dari OJK Provinsi Lampung, Dinas Sosial Provinsi Lampung, Persatuan Komunitas Disabilitas (PKD) Provinsi Lampung, Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Pengurus Asbisindo Lampung, Perwakilan BPD Lampung, BRI Kanwil Lampung, Fintech Lahan Sikam, dan BPJS Kesehatan.

OJK Provinsi Lampung bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Lampung dan Persatuan Komunitas Disabilitas (PKD) Provinsi Lampung, melaksanakan kegiatan tersebut untuk pertama kalinya bersama dengan penyandang Disabilitas, dengan harapan dapat lebih meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan keyakinan serta memiliki akses bagi penyandang disabilitas terhadap lembaga, produk dan/atau layanan jasa keuangan yang ada di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, OJK Provinsi Lampung memberikan informasi dan pemahaman mengenai Kelembagaan OJK, Pengenalan produk-produk jasa Keuangan, Literasi dan Inklusi Keuangan, Perencanaan Keuangan dan Satgas Waspada Investasi (SWI), yang disampaikan oleh Aprianus John Risnad dan Dwi Krisno Yudi Pramono selaku Narasumber.

Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto menyampaikan pentingnya peran penyandang Disabilitas untuk turut serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan literasi Keuangan, memperluas akses inklusi keuangan penyandang disabilitas sehingga dapat membuka kesempatan dan kemampuan untuk lebih mandiri secara finansial, berwirausaha dan meningkatkan kesejahteraan masing-masing,” jelas Bambang dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (24/5).

Dalam kegiatan ini, turut diperkenalkan produk-produk UMKM yang dibuat dan dihasilkan oleh penyandang disabilitas seperti jasa bengkel motor/mobil, produksi tas, keripik pisang, minuman jahe instan, serta bermacam-macam jenis kuliner lainnya.

Penyandang disabilitas sebagai pelaku UMUK juga berharap adanya dukungan dan support dari industri jasa keuangan yang ada di Provinsi Lampung dalam hal penyediaan akses keuangan bagi mereka terutama dalam penyediaan kredit/pembiayaan yang dapat dijangkau oleh penyandang disabilitas. (*).