oleh

Wabup Lampura ‘Sentil’ Dua Kadis

Harianpilar.com, Lampung Utara – Wakil Bupati Lampung Utara (Lampura) Ardian Saputra ‘Sentil’ dua pejabat, saat peresmian tiga pasar di Desa Negararatu, Sungkai Utara, Selasa (11/10).

Kedua pejabat tersebut yakni, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Mat Soleh dan Kadis Pedagangan Hendri. Terhadap Hendri, Wabup menyoroti soal sulitnya para pihak untuk bertemu dengannya.

Sementara, terhadap Mat Soleh, Ardian menyoroti lemahnya pengawasan infrsstruktur sekolah.

“Pak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, tolong juga perhatikan gedung – gedung sekolah,” ucap ‎Ardian Saputra saat menyampaikan sambutan sebelum pengguntingan pita peresmian tiga pasar di Desa Negararatu, Sungkai Utara, Selasa (11/10).

Lantaran tak pernah mengira bakal mendapat sentilan seperti itu di hadapan para undangan, Matsoleh yang duduk di bagian depan hanya dapat tersenyum tipis. Anggukan kepala juga tak lupa ia lakukan setelah mendengar sentilan tersebut.

Hendri yang awalnya juga terlihat tersenyum akhirnya tak lagi dapat tersenyum karena sentilan selanjutnya ternyata mengarah padanya. Saat itu, Ardian menyoroti kabar tentang pihak yang mengalami kesulitan untuk menemui Hendri.

Tak ayal, sentilan itu sukses membuat Hendri juga mesem – mesem. Tak banyak yang dapat ia lakukan selain hanya menganggukkan kepala. Meski begitu, Wabup juga meminta orang-orang untuk tidak berburuk sangka pada bawahannya.

Mungkin ada alasan yang mendasar yang membuat hal itu sampai terjadi.

“Semoga hal itu dikarenakan beliau sedang menjolok dana – dana hibah atau bantuan dari Pemerintah Pusat untuk Lampung Utara‎,” ujarnya.

‎Menyikapi sentilan pimpinannya tersebut, Matsoleh menyampaikan bahwa yang dilakukan pimpinannya itu memang sudah seharusnya.

Sebab, kualitas bangunan sekolah menjadi salah satu faktor penting dalam menciptakan generasi – generasi muda yang unggul di masa mendatang.

Semua yang disampaikan itu telah dilakukan oleh mereka. Namun, keterbatasan anggaran membuat perbaikan – perbaikan itu tak dapat dilakukan dengan cepat melainkan secara bertahap.

“Sudah direncanakan, tapi dananya belum ada. Jadi, mau tidak mau harus memprioritaskan apa yang menjadi prioritas utama dulu,” jelas dia.‎ (*).