oleh

Cuaca Ekstrem, BPBD Lampung Perkuat Kesiapsiagaan

Harianpilar.com, Bandarlampung – Cuaca ekstrem belakangan kerap melanda wilayah Lampung, terutama curah hujan yang tinggi disertai angin kencang. Cuaca buruk saat ini dinilai sebagai bagian dari bencana hidrometeorologi dengan implikasi bencana banjir, longsor, puting beliung, gelombang ekstrim, hingga kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung terus melakukan mitigasi bencana dengan membangun kesiapsiagaan, baik untuk masyarakat maupun internal personilnya sendiri.

Hal itu disampaikan Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto,  menanggapi cuaca ekstrem di Provinsi Lampung yang tidak menentu belakangan ini, Minggu (25/9).

Menurut Rudy, langkah untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat adalah dengan melakukan upaya diseminasi informasi yang bersumber dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lewat Inarisk.

“Sedangkan untuk membangun kesiapsiagaan internal BPBD sendiri adalah dengan melakukan inventarisasi sumberdaya, seperti manusia , peralatan, logistik, untuk dikerahkan jika terjadi kejadian bencana,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga memperkuat koordinasi lintas sektoral sebagai bagian yang sangat penting dalam menghadapi cuaca ekstrem guna mengantisipasi terjadinya bencana.

Rudy mengaku, koordinasi BPBD Provinsi Lampung dengan lintas sektoral yang ada saat ini sudah berjalan dengan baik.”Contohnya, laporan dan updating informasi informasi ancaman serta kejadian bencana tersampaikan dengan baik, antara BPBD Provinsi dengan Kabupaten/Kota se-Lampung,” ungkapnya.

Dengan Badan SAR Nasional (Basarnas), kata dia, adalah mitra utama BPBD Provinsi Lampung dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. “Kemitraan ini bahkan kami sudah bangun sejak proses perencanaan kebencanaan, seperti dalam penyusunan renkon dan simulasi bencana, inisiasi pembentukan forum relawan bencana provinsi, dan di banyak moment basarnas turun langsung mendampingi BPBD Kabupaten/kota dalam melakukan penanggulangan bencana,” bebernya.

Ia menjelaskan, cuaca buruk saat ini merupakan bagian dari bencana hidrometeorologi, dengan implikasi bencana yaitu banjir, longsor, puting beliung, gelombang ekstrim, hingga kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk TAHU, SADAR, dan PEDULI terhadap bencana.

TAHU, kata dia, dengan mencari informasi melalui instansi yang terpercaya. “Seperti BMKG melalui aplikasi Info BMKG dan BNPB melalui aplikasi InaRISK,” kata dia.

Kemudian, SADAR BENCANA dengan membangun kesadaran diri dan masyarakat akan anaman bencana di lingkungan sekitar.

“Caranya dengan menjaga kebersihan lingkungan dan dengan menumbuhkembangkan kearifan lokal akan bencana. seperti budaya rumah panggung untuk banjir dan tsunami, dan repong damar untuk antisipasi longsor dan kekeringan yang tumbuh di wilayah pesisir barat lampung,” jelasnya.

Kesemuanya akan bermuara kepada sikap PEDULI BENCANA. “Dimana kita akan reaktif berbuat sesuai kemampuan, tidak mengandalkan pemerintah atau pihak-pihak lain semata,” pungkasnya. (*)