Harianpilar.com, Bandarlampung – Pandemi covid 19 mempengaruhi hampir seluruh sendi kehidupan, termasuk proses pembangunan yang dilakukan pemerintah. Perencanaan pembangunan yang dibuat sebelum pandemi, harus dirasionalisasi menyesuaikan kondisi berbagai aspek yang terpengaruhi pandemi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Ir.Mulyadi Irsan.MT, mengatakan, pandemi covid 19 yang berlangsung sejak Maret 2020 lalu memiliki pengaruh yang besar.”Pengaruhnya besar, karena mobilitas masyarakat saja menurun, ekonomi terganggu. Hampir semua daerah secara ekonomi berkontraksi, karena ada perlambatan,” ujar Mulyadi saat menjadi pembicara dalam dialog Bicara Fakta di Pilar TV dengan tema meneropong perencanaan pembangunan Lampung saat pandemi, Selasa (10/08/2021).
Menurutnya, secara ekonomi yang perlu dilihat adalah suplay dan demand, dari sisi suplay ada 17 sektor penerimaan baik itu pertanian, industri, perdagangan, transportasi, dan lainnya banyak yang tidak bergerak atau minus. Pemerintah tidak menyerah dengan situasi itu, tetap melakukan upaya agar pembangunan tetap berjalan.
Untuk Lampung, sejak Maret 2020 atau awal pandemi sudah mulai berimbas terhadap aktivitas dan mobilitas manusia sehingga berimbas pada ekonomi. Sehingga dalam perencanaan pembangunan harus menyesuaikan. Sebab dalam perencanaan selalu dilihat setiap waktu progresnya, jika di APBD ada APBD perubahan, begitu juga perencanaan pembangunan jangka panjang dan menengah dilakukan revisi. “Pak Gubernur dan Wakil Gubernur memiliki visi misi yang ditopang dengan 33 agenda kerja utama. Nah karena pandemi tak bisa dielakkan. Tapi meski pandemi kita tetap berlari dan tetap ada progres, alhamdulillah di triwulan ke 2 pertumbuhan ekonomi Lampung terbaik di Sumatera,” urainya.
Mensikapi pengaruhi lanjutan pandemi, menurut Mulyadi, ekonomi tetap harus berjalan dan masyarakat harus berperan dengan mengikuti berbagai aturan penangan covid 19, sehingga pandemi ini bisa berlalu. Sebab, jika covid 19 terkendali maka ekonomi juga bisa terkendali.
Menurutnya, Lampung didukung sektor pertanian yang menyumbang sekitar 29 persen PDRB, apa lagi Gubernur Lampung memiliki program Kartu Petani Berjaya yang menjadi satu kekuatan dan jembatan bagi pemeirntah dan petani.”Karena ada kepastian pupuk, benih, alsintan, dan lainnya. Jika pertanian tumbuh maka ekonomi juga akan bergerak,” terangnya.
Dirincikannya, pemulihan ekonomi yang dimaksud adalah dari sektor pertanian. Karena, kata dia, Provinsi Lampung memiliki banyak potensi yang berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian di Provinsi Lampung. “Lampung ini punya banyak komoditi nomor satu mulai dari kopi, jagung, ubi kayu, karet, hingga nanas. Jadi banyak potensi sumber daya alam kita yang berkontribusi terhadap ekonomi dari sektor pertanian,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut dia, pemprov Lampung terus mendorong peningkatan dan produktifitas sektor pertanian. “Bagaimana nilai tambahnya kita dorong. Dan ini harus dilakukan dari proses perencanaan dimana rencananya harus melibatkan semua pihak. Karena rencana ini berdampak terhadap pembangunan,” ungkapnya.
Dalam pemulihan ekonomi itu sendiri, menurutnya, dibutuhkan komunikasi dan satu kekompakan antara Pemprov Lampung dengan pemerintah 15 kabupaten/kota. “Dan ini sudah berjalan dengan baik. Pak Gubernur sudah rutin berkomunikasi dengan 15 kabupaten/kota, memberikan arahan, masukan terhadap program kerjanya untuk pembangunan Lampung agar lebih efektif dan efisien,” kata dia.
Mulyadi mengharapkan dukungan seluruh masyarakat untuk saling bekerja sama dalam membangun Provinsi Lampung, meskipun masih dalam situasi pandemi covid-19. “Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Dengan bukti cinta terhadap Provinsi Lampung ini kita punya semangat yang sama untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat provinsi Lampung ke depan,” pungkasnya. (Ramona)