oleh

Pak Gubernur, GULA LANGKA

Harianpilar.com, Bandarlampung – Meski terdapat perkebuhan tebu yang memproduksi gula skala besar, ternyata keberadaan gula masih langka di sejumlah tempat di Provinsi Lampung. Bahkan, anggota DPRD setempat menemukan banyak warung rakyat yang kesusahan untuk mendapat gula untuk dijual.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Wahrul Fauzi Silalahi mengaku kecewa dengan dinas terkait di Provinsi Lampung yang selalu mengklaim stok gula aman, sementara kenyataan di lapangan justru terjadi kelangkaan.””Kelangkaan gula pasir di Provinsi Lampung terjadi sejak satu bulan terakhir sampai saat ini masih dirasakan oleh masyarakat Lampung. Ini fakta saya sudah berkeliking di Lampung Selatan selama 4 hari, di warung-warung jarang sekali gula dan masyarakat sangat susah mendapatkannya,” tegas Wahrul, baru-baru ini.

Padahal, lanjut Wahrul, saat rapat dengar pendepat (RDP) masing-masing dinas Provinsi Lampung selalu menyampaikan stok gula aman.”Saya sangat kecewa. Ternyata di lapangan kosong, bagaimana ini Pak Gubernur? Kudu seriuslah, ini kebutuhan dasar soalnya,” cetus Wahrul.

Menurut Wahrul, sangat miris Lampung selaku penyuplai gula pasir secara Nasional di karenakan ada perusahaan besar yang memproduksi gula, justru pada kenyataannya sampai saat ini gula masih langka dan harga tidak stabil.”Kelangkaan gula yang terjadi di Lampung menimbulkan kecurigaan publik akan adanya permainan mafia gula. Dugaan adanya penimbunan gula di Lampung akhirnya terjawab. Mabes Polri menyatakan gula yang seharusnya sudah beredar sejak April 2019 itu hingga kini masih disimpan di gudang dua pabrik besar di Lampung,” tandasnya.

Akibatnya, jelas Wahrul, gula langka dan harganya melonjak. Kebutuhan gula sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat tentunya harus ada jaminan ketersedianan barang dengan harga yang terjangkau dan itu menjadi tangguang jawab pemerintah daerah selaku penyelenggara Negara.”Pemerintah daerah harus memastikan distribusi dan ketersediaan gula di pasaran mencukupi kebutuhan masyarakat. Pemerintah harus memastikan tidak ada permainan perusahaan gula dengan melakukan penimbunan,” ungkapnya.

Wahrul meminta kelangkaan gula yang berlanjut menjadi perhatian serius pemerintah daerah Propinsi Lampung agar tidak menambah beban masyarakat di tengah wadah virus corona serta menjamin ketersediaan gula mengahadapi bulan puasa.”Dan tentunya pemerintah dan aparat penegak hukum dapat mengawasi dan memproses secara tegas perusaaan-perusahaan gula yang melakukan penimbunan,” pungkasnya.

Sementara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Satria Alam, saat dikonfirmasi tidak menjawab tidak menjawab, begitu juga saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp miliknya tidak dibalas.(Tim/Ramona/Maryadi)