oleh

Orang pertama yang memisahkan ilmu kedokteran dengan tahyul atau dukun.

Orang pertama yang menggunakan istilah epidemi dan endemik.

Orang pertama yang menyimpulkan pangkal kesehatan keseimbangan humoral : darah, flegma, kuning empedu, empedu hitam.

Orang pertama yang menemukan penyakit akan lebih kuat jika pikiran terganggu.

Orang pertama yang membumikan : pelayanan aspek utama dalam penyembuhan.

Ya, dia Hippocrates. Dialah bapak Kedokteran.

Hidup pada 460 SM – 370 SM. Karyanya Corpus Hippocraticum menjadi pedoman ilmu kedokteran modern. Dengan menempatkan aspek pelayanan dalam penyembuhan pasien, sebagai faktor utama dan pertama.

Ajarannya : pasien bisa sembuh karena puas atas pelayanan perawat dan dokter. Pelayanan lebih utama dari pengobatan itu sendiri.

Sumpahnya. Sumpah yang diucapakan para dokter hingga kini : sumpah Hippocrates.

Sumpah dengan semangat pelayanan yang baik. Perawat dan dokter harus memberikan pelayanan ramah, manusiawi dan profesional. Memuliakan pasien.

Cerita pilu pasien atas pelayaan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Muluk (RSUDAM) yang seperti tak ada habisnya. Mengindikasikan semangat dan ajaran Hippokrates telah dilupakan.

Belum lekang dari ingatan publik : peristiwa jenazah diangkut menggunakan angkot, pertikaian oknum perawat dengan keluarga pasien yang berujung saling lapor, hingga mogoknya dokter spesialis.

Kini publik kembali dikejutkan dengan viralnya video Muhammad Riski Mediansori (20), yang meninggal dengan diiring protes keras keluarganya terhadap pelayaan rumah sakit milik Pemprov Lampung itu.

RSUDAM sukses berbenah dalam fasilitas.
Gedung serta alat lengkap dan terbaik di Lampung, mungkin juga di Sumatera.

Anggaran besar. Ratusan miliar setiap tahun. Tahun 2019 saja, untuk pengadaan alat-alat kedokteran umum Rp24 Miliar. Obat e-katalog Rp29 Miliar. Biaya film radiologi dan obat tertentu Rp5 Miliar. Biaya bahan makan minum pasien dan pegawai terdapat dua mata anggaran : Rp9,5 Miliar dan Rp8,5 Miliar. Biaya jasa kebersihan Rp5,7 Miliar.

Untuk pembangunan gedung rawat paru-paru Rp23 Miliar. Pembangunan gedung rawat neurologi Rp19 Miliar. Pembangunan gedung perawatan nonbedah Rp37 Miliar. Lanjutan pembangunan gedung perawatan kelas I, Instalasi farmasi dan fisioterapi Rp20 Miliar.
Masih banyak anggaran-anggaran besar lainnya setiap tahun di rumah sakit kebanggaan masyarakat Lampung ini.

Tapi, kemewahan fasilitas/gedung dan besaran anggaran, berbanding terbalik dengan pelayanan. Banyak dikeluhkan.

Pelayanan soal mental Sumberdaya Manusia (SDM). Perlu keseriusan dan keberanian untuk mengubahnya. Mengubah paradigma, mengubah sistem.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan DPRD Provinsi Lampung harus memimpin langsung upaya perbaikan pelayanan itu. Harus mampu mengurai masalah secara jernih dan bernas, bukan seremonial apa lagi emosional.

Jangan berharap Inspeksi mendadak (Sidak), akan merubah keadaan. Yang paling substansi : membangun sistem yang maju, merubah paradigma.

Sistem informasi pelayanan harus dibenahi menyesuaikan kemajuan zaman. Informasi ketersediaan ruangan, alat, perawat, dokter dan lainnya harus mulai menggunakan teknologi digital. Bisa diakses kapan saja, oleh siapa saja, dan terus update.

Perlu kebijakan menjadikan kualitas pelayanan sebagai tolok ukur kinerja tenaga medis. Pecat yang memberi pelayaan buruk, ganjar reward yang memberi pelayaan baik. Pasien yang menilai.

Atas peristiwa yang viral kemarin. Tak perlu saling memyalahkan, tak perlu saling membantah. Yang terpenting, semua pihak harus kembali menginternalisasikan ajaran Hippocrates 2500 tahun silam. Pelayanan yang baik harus diutamakan dan pertama, bahkan diatas pengobatan itu sendiri.

Jika tidak, maka peristiwa memilukan pelayanan buruk terhadap pasien, akan terus terulang. Dan bisa menimpa siapa saja, termasuk anda atau keluarga anda, semoga tidak…Wallahu A’lam Bisshowab.