Harianpilar.com, Tulangbawang Barat – Selain diduga sarat penyimpangan, pelaksanaan sejumlah proyek milik Dinas Pendidikan (Disdik) Tulangbawang Barat (Tubaba) tahun 2016, berpotensi merugikan negara jika tidak segera diperbaiki. Terlebih, pekerjaan proyek fisik pada sejumlah sekolah ini sudah mengalami kerusakan, padahal pelaksanaannya baru hitungan bulan.
Sentral Investigasi Korupsi Akuntabilitas dan HAM (SIKK-HAM) menilai, buruknya kualitas pekerjaan proyek Disdik Tubaba tahun 2016 mengarah pada potensi merugikan Negara, mengingat beberapa pekerjaan Ruang Kelas Baru (RKB) di SDN 1 Indraloka 2 dan SD-SMPN SATAP 1 Tulang Bawang Udik, ditemukan adanya indikasi penyimpangan, seperti dinding dan lantai RKB retak, hingga siring mengalami ambrol. Padahal proyek ini menelan anggaran yang cukup besar.
“Temuan ini dipastikan salah satu indikasi adanya potensi merugikan Negara, sebab dengan nilai proyek yang cukup besar, seharunya kualitas proyeknya juga sesuai dengan anggaran,” tegas Direktur Eksekuitf SIKK-HAM, Handri Mardinyata, saat dihubungi via telepon, Selasa (25/10/2016).
Menurut Handri, adanya sejumlah temuan ini sudah bisa dijadikan petunjuk awal adanya protensi kerugian Negara, dan untuk selanjutnya diproses hukum.
“Temuan ini bisa dijadikan petunjuk awal adanya potensi merugikan Negara, sudah bisa dilakukan proses hukum,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Dikdas Disdik Tubaba Apri Munsir mengatakan, jika sejumlah proyek pembangunan RKB sedang dalam masa perawatan. Namun sudah dipergunakan lantaran sekolah kekurangan ruang kelas.
“Itukan masih ada perawatan, nanti habisnya sekitar bulan 2 tahun depan. Jadi, apapun keluhan itu nanti ya kita tinggal bilang saja dengan rekananya,” ungkap Apri, saat ditemui di ruangan kerjanya, Senin (24/10/2016).
Menurutnya, pekerjaan tersebut tidak ada masalah, segala sesuatu telah dilaksanakan oleh pihaknya sesuai dengan ketentuan dan kekerjaannya belum selesai sepenuhnya.
“Proyek itu telah kita kerjakan sebaik mungkin. Di mana ada rekanan dan juga dari kita yakni konsultan pengawas. Selesai pekerjaan sekitar bulan Agustus dan masih dalam masa perawatan hingga bulan Februari 2017 mendatang,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah proyek milik Dinas Pendidikan (Disdik) Tulangbawang Barat (Tubaba) tahun 2016 diduga kuat sarat penyimpangan. Hal itu terlihat dari ‘buruk rupa’ proyek-proyek yang baru seumur jagung tersebut.
Proyek yang disinyalir sarat masalah itu diantaranya proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) 3 (Tiga) Lokal SDN 1 Indraloka 2 senilai Rp440 juta yang dikerjakan CV. Jasa Empat Saudara, dan Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) 2 (Dua) Lokal SD-SMPN SATAP 1 Tulang Bawang Udik senilai Rp295 juta yang dikerjakan CV. Cahaya Dewa.
Kuat dugaan pengerjaan proyek-proyek ini tidak sesuai ketentuan, kecurigaan itu beranjak dari kualitas proyek tersebut yang sangat meragukan. Meski menelan anggaran yang cukup besar namun baru seumur jagung sudah mengalami kerusakan dan retak-retak.
Seperti Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) 3 (Tiga) Lokal SDN 1 Indraloka 2. Meski menelan dana hingga Rp440 juta kondisi proyek ini sangat memprihatinkan, selain dinding dan lantai mulai mengalami retak-retak, bagian siring bangunan ini juga sudah ambrol.
Bahkan, Komite SDN 1 Indraloka 2 Kecamatan Way Kenanga itu juga mengakui secara kualitas proyek itu jauh dari harapan, sementara anggaran yang dihabiskan sangat besar.”Sepintas ya seperti bagus mas bangunan proyek ini. Tetapi jika kita lihat lagi RKB ini tidak sesuai harapan. Bahkan jika dibandingkan dengan bangunan yang dibangun sekitar 2 tahun lalu jauh. Padahal, anggaran lebih besar,” terang Marpu’ah Komite SD N 2 Indraloka, Minggu (23/10/2016).
Menurutnya, kualitas dan kerapian pengerjaan bangunan tersebut sangat mengcewakan.”Sangat disayangkan kualitas maupun kerapiannya seperti itu, padahal anggarannya besar,” cetusnya.
Kondisi sama juga ditemukan pada proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) 2 (Dua) Lokal SD-SMPN SATAP 1 Tulang Bawang Udik. Proyek yang menelan dana Rp295 juta ini juga sudah mengalami retak-retak pada dindingnya dan lantainya mulai mengalami kerusakan. Padahal, proyek ini baru hitungan minggu selesai dikerjakan.
Sementara, Kepala Disdik Tubaba, Hairul Amri maupun Kepala Bidang Dikdas, Apri Munsir, hingga berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi. Berulang kali dihubungi ponselnya selalu dalam keadaan tidak aktip. Begitu juga pesan singkat yang dikirim juga tidak dijawab. (Efriwan/Juanda)