oleh

Pesawaran Endemis Malaria Tertinggi

Harianpilar.com, Bandarlampung – Angka endemis malaria tertinggi ada di Kabupaten Pesawaran dengan annual parasite incidence (API) 5,6. Saat ini di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 0,24 per 1.000 penduduk dengan sebaran endemisitas yang berbeda-beda setiap kabupaten/kota.

Tahun 2016 kategori endemisitas malaria adalah lima kabupaten/kota telah eliminasi malaria yaitu Way Kanan, Tulang Bawang, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, dan Kota Metro.

Tujuh Kabupaten/Kota endemis rendah malaria yaitu Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Utara, Mesuji, Lampung Timur, Lampung Barat, dan Kota Bandar Lampung dan dua Kabupaten endemis sedang malaria yaitu Pesisir Barat dan Lampung Selatan.

Humas Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dr. Asih Hendrastuti mengatakan, di Indonesia, sekitar 35 persen penduduknya tinggal di daerah berisiko terinfeksi malaria dan dilaporkan sebanyak 38ribu orang meninggal per tahun karena malaria berat akibat plasmodium falciparum.

” Startegi spesifik yang telah dilakukan  untuk menekan kasus malaria pada daerah endemis tinggi adalah dengan melakukan Akselerasi pengendalian dengan cakupan seluruh wilayah seperti kampanye kelambu berinsektisida secara massal, indoor residual spraying serta pengobatan tepat dan komplit,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/4/2016).

Guna mewujudkan eliminasi malaria secara bertahap hingga tahun 2030, dilakukan kegiatan-kegiatan utama seperti; peningktan kualitas dan akses terhadap penemuan dini dan pengobatan malaria, penjaminan kualitas diagnosis malaria melalui pemeriksaan laboratorium maupun rapid diagnostic test (RDT), Perlindungan terhadap kelompok rentan terutama ibu hamil dan balita di daerah endemis tinggi, Penguatan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan surveilans kasus malaria, Intervensi vektor termasuk survei vektor, dan Penguatan sistem pengelolaan logistik malaria.

” Yang terpenting adalah gerakan masyarakat (Germas) untuk membudayakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh wilayah endemis malaria,” terangnya. (Fitri/JJ)