oleh

Polda Usut Kasus MalPraktek RS Mitra Husada

Harianpilar.com, Bandarlampung – Kepolisian Daerah (Polda) Lampung terus mengembangkan kasus kematian tiga pasien yang terjadi di Rumah Sakit Mitra Husada Kabupaten Pringsewu. Polda meningkatkan status dari penyelidikan ke penyidikan terkait kasus tersebut.

“Kami sudah menaikkan status kasus kematian tiga pasien itu menjadi penyidikan usai gelar perkara Jumat (8/4/2016) petang agar lebih memudahkan pemeriksaan seluruh pihak terkait,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Lampung Kombes Dicky Patrianegara, di Bandarlampung, Sabtu (9/4/2016).
Menurutnya, pihaknya akan terus melakukan pemanggilan terhadap Kepala RS Mitra Husada untuk memberikan keterangan terkait prosedur di RS tersebut. “Semua masih kami selidiki, dan apakah akan ada tersangka, kita lihat saja usai penyelidikan,” katanya.

Berkaitan dugaan malpraktik, ia menegaskan, pihaknya tidak bisa serta merta menyatakan bahwa kejadian tersebut sebagai peristiwa malpratik. Dalam hal penggunaan obat pembiusan Bupivacaine Spinal, ia melanjutkan, pemakaian obat anastesi ini sebelum dilakukan operasi ketiga pasien yang akhirnya meninggal tersebut juga akan diselidiki kebenarannya.

“Semua sisi akan kami lihat dan cari data serta faktanya, sehingga tidak menimbulkan dugaan yang keliru di kemudian hari,” kata Dicky.

Keluarga pasien korban meninggal dunia di RS Mitra Husada Pringsewu mengaku kecewa karena pihak RS hingga kini belum memberikan penjelasan penyebab kematian keluarga mereka. Kekecewaan itu, antara lain disampaikan keluarga besar almarhum Suripto (60), pensiunan guru SMA Negeri 2 Pringsewu. Warga Pringombo Kelurahan Pringsewu Selatan itu merupakan satu dari tiga pasien RS Mitra Keluarga yang meninggal dunia di RS tersebut.

Harnani (55), istri almarhum Suripto yang sempat syok karena suaminya meninggal dunia setelah menjalani operasi di RS Mitra Husada pada Senin (4/4/2016), mengatakan, pihak RS pada Rabu (6/4/2016) berjanji untuk memberi keterangan, namun tidak jadi tanpa ada alasan yang jelas. “Begitu juga dengan janjinya pada Kamis (7/4/2016) sore akan datang, tetapi tak dipenuhi,” ujarnya.

Harnani dan keluarga besarnya sudah ikhlas atas kepergian Suripto karena sudah takdir. “Saya mengikhlaskan kepergian suami saya. Semoga dapat tenang di sisi-Nya. Namun pihak keluarga tetap meminta kejelasan dari pihak RS atas penyebab kematian keluarga mereka itu,” kata dia. (Lis/mar)