Harianpilar.com, Pesawaran – Ratusan perwakilan buruh lepas PTPN7 Wayberulu, Desa Kabagusan, Kecamatan Kedondong, menuntut pihak PTPN7 untuk memenuhi hak-hak para buruh sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan bersama.
Buruh juga menilai pihak PTPN7 tidak menepati janjinya untuk memberikan hari libur, setelah para buruh menerima gaji.
Koordinator aksi Fabian Jaya menegaskan, selama ini PTPN7 telah mengingkari janji dengan tidak memberikan libur seperti yang sudah disepakati. Selain itu, kata Fabian, buruh juga mendesak PTPN7 untuk segera mengangkat para buruh lepas menjadi buruh tetap.
“Buruh diberi hari libur sekali, setelah mendapat gaji. Tapi perjanjian itupun dilanggar,” ungkapnya, Rabu (10/2/2016).
Di kesempatan itu, buruh juga meminta Pemkab Pesawaran untuk memfasilitasi tuntutan buruh, serta turut memperjuangkan nasib buruh sadap karet ini.
“Kami merasa tidak dianggap, kami seperti bekerja di masa penjajahan, di mana bekerja tanpa ada libur,” tegas Fabian, Rabu (10/2/2016).
Setelah menggelar demo, akhirnya perwakilan buruh diterima Pj Bupati Pesawaran Paryanto. Usai menggelar diskusi, massa melanjutkan aksi demo ke kantor Direksi PTPN7 Kedaton.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada bapak Pj Bupati Paryanto yang sudah mau mendengarkan keluhan kami para buruh sadap. Jadi, kami minta pengawasan kepada Dinsosnakertrans, dan nasib para buruh ke depan,” kata Fabian.
Sementara itu, Pj Bupati Paryanto berpesan jangan ada unsur arogan dalam unjuk rasa. Pihak Pemkab juga akan meminta PTPN7 Wayberulu turut mengawal kedatangan buruh sadap karet.
Diketahui, dalam unjuk rasa tersebut sekitar 187 anggota polisi didatangkan untuk mengamankan para pengunjuk rasa. “Anggota Sabara yang dihadirkan sebanyak 187 orang, dari jajaran Polres Lamsel dan Rayonisasi Polsek Gedongtataan yang langsung saya pimpin,” kata Kapolsek Gedongtataan Kompol Hermansyah Gumay. (Fahmi/Juanda)