oleh

20 Warga Jembatbesi Suspect DBD

Harianpilar.com, Lampung  Selatan – Musim hujan telah tiba penyakit Demam Berdarah Deungu (DBD) mulai menyerang Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), sebelumnya warga Kecamatan Sidomulyo yang terserang DBD, kini giliran warga Kecamatan Kalianda.  Sedikitnya 20 orang warga Dusun Jembatbesi, Desa Gunungterang, Kecamatan Kalianda, harus dilarikan ke rumah sakit, lantaran diduga terserang gejala DBD.

“Kami tidak terlalu paham apakah itu positif (DBD) atau hanya gelaja, yang jelas gejala-gejala yang timbul mirip dengan DBD. Warga tidak mau mengambil resiko, bila sampai terlambat penanganan,” kata Nurdin warga sekitar, Rabu (20/1/2016).

Dia juga menambahkan, kasus terakhir yang terjadi hingga korban harus dilarikan ke RSUD Bob Bazar baru terjadi sekitar 2-3 hari yang lalu.

“Dugaan kami DBD, makanya langsung dirujuk ke rumah sakit. Kronologi yang terjadi disini, dua masuk (rumah sakit) satu pulang, kemudian ada yang masuk lagi. Totalnya sekitar dua puluhan,” tambahnya.

Dia menjelaskan, di desa tempatnya tinggal baru satu kali dilakukan fogging. Itu pun dilakukan sebelum kasus tersebut muncuat hebat.

“Baru sekali disemprot (fogging) itu pun sudah lama mas,” jelasnya.

Terpisah, Kepala UPT Kesehatan Wayurang Dr.Rokie.S mengaku, bila masyarakat Dusun Jembatbesi yang positif terkena penyakit DBD itu sebanyak 3 orang. Itu pun kata Rokie sudah mendapatkan perawat medis.

“Satu orang dirujukan ke RSUD Abdoel Moloek Bandarlampung, dan sekarang sudah pulang. Lalu, untuk dua orang lainnya sampai sekarang ini masih dirawat di RSUB Bob Bazar,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Terkait jumlah 20 orang yang diduga menjadi korban penyakit mematikan itu, Kepala Puskesmas Wayurang itu mengklaim bahwa itu baru gejala dan statusnya suspect belum tentu positif DBD.

“Sepengetahuan saya cua 3 orang yang positif, sisanya mungkin suspect. Karena yang mengeluarkan status (positif DBD) hanyalah hasil uji labarotorium. Tidak bisa dikatakan positif dulu,” kata Rokie.

Kemudian kata dia, sebelumnya pihaknya sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat dusun setempat terkait dengan DBD tersebut. Bahkan, Rokie melanjutkan, pihak desa sudah mengetahui terdapat 3 warga yang positif DBD.

“Kalau nggak salah, baru minggu-minggu kemarin kita lakukan fogging. Terkait yang positif (DBD) kades pun sudah tahu itu,” terangnya.

Pihaknya menghimbau, supaya masyarakat dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diikuti dengan melakukan 3m (plus). Pasalnya, penyemprotan yang dilakukan tidak menyelesaikan masalah.

“Penyemprotan-kan hanya mengurangi (nyamuk) bukan mengatasi. Makanya terapkan PHBS untuk mendukung program Gertak (Gerakan Serentak) DBD,” himbaunya. (Saiful/JJ)