Harianpilar.com, Pringsewu – Sejumlah petani di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu mengaku masih kesulitan pasokan air di masa tanam rendeng. Terlebih irigasi Waytebu jebol, sehingga petani terlambat menanam padi. Diduga perawatan irigasi Waytebu ini tidak maksimal.
Sagio (57) penjaga pintu air di Pekon Pagelaran, mengatakan bahwa dari 50 hektar lahan sawah di Kecamatan Pagelaran yang tidak bisa tanam 40 hektar, ini dampak dari kekurangan debit.
“Jadi, yang bisa ditanam hanya 10 hektar. Seharus sudah tanam pada 20 Desember lalu. Minimal sekarang sudah mempupuk yang kedua,” jelasnya, Jumat (8/1/2016).
Menurut Sagio, bahwa keterlambatan tanam di wilayah Kecamatan Pagelaran dampak dari saluran bendungan Waytebu jebol yang berada bawah simpang Tangkit Pekon Tiuhmemon, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus.
“Dampak jebol Waytebu itu masuk ke lari Sungai Waysemah hingga air lancar ke wilayah Kecamatan Pringsewu. Sedangkan kecamatan mengandalkan air hujan dan menuggu giliran,” ucapnýa.
Senada disampaikan Subarno (46) warga Pekon Panutan, dampak dari jebol saluran irigrasi Waytebu sekunder membuat keterlambatan tanam merata di wilayah Kecamatan Pagelaran meliputi Patoman, panutan Padangrejo, Karangsari, Gumukams, gumukrajin, Ganjaran dan Pekon Karangsari.
“Para petani di kecamatan Pagelaran untuk mendapatkan pasokan air menghadapi musim tanam kali ini harus secara bergantian. Bahkan saat ini banyak petani yang belum tanam menunggu giliran air,” ungkapnya.
Ia berharap kepada Pemkab Pringsewu untuk dapat segere menindak lanjuti permasalah saluran irigrasi sekunder Waytebu yang jebol milik provinsi untuk segera diperbaiki dan dinormalisasikan.
“Harapan kami segera diperbaiki saluran Waytebu yang jebol dan saluran sekunder di wilayah Pringsewu dinormalisasikan,” harapnya. (Sahirun/JJ)