Harianpilar.com, Bandarlampung – Memasuki musim penghujan tentu banyaknya frekuensi hujan yang akan menyebabkan resiko adanya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang semakin meningkat.
Hal ini disebabkan makin banyaknya genangan air bersih yang merupakan tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti, vektor pembawa virus dengue.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dr.Hj.Reihana, M.Kes dalam rilisnya, Rabu (6/1/2016).
Reihana menjelaskan bahwa pola maksimum dan minimum atas kasus DBD di Provinsi Lampung dari tahun 2010 hingga tahun 2015 menunjukkan kecenderungan kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari, untuk itu masyarakat diminta untuk mewaspadai penyakit DBD.
Menurutnya, Demam Berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang menular dan masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus , yang lebih dikenal Aedes Aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan untuk menyebabkan penyakit ini.
“Ya, nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut kemanusia sehat yang digigitnya,” ungkap Reihana.
Kemudian, jelasnya, nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari genus Flavivirus famili Flaviviridae.
Ada empat jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Ke empat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2,DEN-3,dan DEN-4. Penyakit ini bersifat musiman dan biasanya muncul pada musim hujan yang memungkinkan vektor penular hidup di genangan air bersih.
Maka, gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk di dalam tubuh, setelah infeksi pertama,justru akan mengakibatkan kemunculan gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. (Fitri/Juanda)