oleh

Tunjangan Kehormatan PPS Tebajawa Juga ‘Bermasalah’

Harianpilar.com, Pesawaran – Dugaan penggelapan dana insentif anggota sekretariat PPS Desa Tebajawa Kecamatan Kedondong-Pesawaran, yang diduga melibatkan Ketua PPS, Paizal, kembali mencuat dan dipertanyakan.

Setelah sebelumnya, insentif bulan September-Oktober disoal serta dikeluhkan anggota sekretariat PPS. Menyusul kini, tunjangan kehormatan panitia pemungutan suara Pemilukada tingkat desa  juga bermasalah.

“Dana insentif 2 bulan (Arif-asnawi) untuk bulan september-oktober dititipkan melalui saya. Namun honor 2 bulan tersebut tidak utuh sesuai dengan hak semestinya. Karena ketua (paizal-red) hanya menitipkan uang Rp 400 ribu. Kemudian sewaktu ditanya mengapa demikian,  Paizal mengaku, bahwa mereka tidak melaksanakan tugas dan fungsinya,” ujar Ketua sekretariat PPS, Amrullah, Minggu (29/11/2015).

Dia menyebutkan jika insentif 2 bulan untuk kedua anggota sekretariat PPS tidak sepenuhnya direalisasikan oleh ketua PPS (Paizal-red). Sementara sambungnya, ucapan Paizal dengan menyatakan bahwa anggota sekretariat tidak menjalankan tugas kesekretariatan PPS tidaklah benar. Namun, minimnya koordinasi intern PPS baik informasi berkenaan penyelenggaraan pemilukada yang akan digelar 9 Desember mendatang.

“Bagaimana kita sekretariat akan bekerja, tanpa adanya himbauan dari ketua PPS. Sementara ketua terkesan bergerak sendiri. Seperti halnya validasi data Caden, penggunaan dana validasi  dukungan  tidak transparan,” ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, tunjangan kehormatan anggota sekretariat PPS Desa Tebajawa medio bulan September dan Oktober dipertanyakan anggota sekretariat PPS setempat. Pasalnya, Ketua PPS memberikan insentif untuk anggota sekretariat tidak sesuai seperti semestinya.

“Semestinya insentif yang diterima untuk 2 bulan senilai Rp 400 ribu. Mengapa? yang saya terima cuma Rp 200 (ribu insentif 1 bulan)” keluh Arif, salah seorang anggota sekretariat PPS Tebajawa menyampaikan, belum lama ini. (Fahmi/JJ)