Harianpilar.com, Tanggamus – Berada diantara patahan Sumatera dan lempeng bumi Eurasia dan Euraustralia membuat wilayah Kabupaten Tanggamus rawan dilanda bencana gempa bumi.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Bidang Geofisika, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Lampung, Agung S kepada wartawan Koran ini saat menyambangi penyuluhan mitigasi bencana diaula Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanggamus, Selasa (16/6/2015).
Dia menyebutkan, hingga saat ini Kabupaten Tanggamus sangat rawan disinggahi bencana gempa bumi jenis tektonik. Menurutnya, hal tersebut ditimbulkan dari pergeseran kedua lempeng bumi yang letaknya dikatakan saling menunjang.
“Kalau menurut pantauan pihak BMKG sendiri, Kabupaten Tanggamus ini paling rawan dilanda bencana gempa bumi. Utamanya karena kita (Tanggamus) berada diantara lempeng Eurasia dan Euraustralia. Selain itu, letak geografis kita juga berada tepat dipatahan Sumatera,” ujarnya.
Pergeseran antara lempeng Eurasia dan Euraustralia berkisar 60mm hingga 70mm pertahunnya. Keadaan ini diprediksi akan terus berlangsung hingga sepuluh tahun mendatang.
“Pergeseran ini yang perlu dikhawatirkan. Indonesia khususnya Kabupaten Tanggamus ini kan merupakan wilayah maritim, jika terus terjadi, akan semakin sering kita merasakan getaran gempa yang kekuatannya mencapai 6 skala ricthter,” terang Agung.
Pihak BMKG sendiri sudah menyiapkan tindakan penanggulangan jika terjadi bencana gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami. Diketahui, BMKG sudah bekerjasama dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Daerah (Polda), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) beserta instansi yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
“Antisipasi bencana gempa bumi, salah satunya dengan memberikan informasi melalui pesan singkat (SMS). SMS ini kita broadcast keseluruh relasi BMKG sendiri yang langsung berkaitan dengan masyarakat,” terang dia.
Kabupaten Tanggamus disebutkan telah memiliki satu unit sirine peringatan bencana gempa bumi dan tsunami yang berada di taman Kotaagung.
“Sirine tersebut nantinya akan memberikan peringatan bila terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Untuk itu, setiap tanggal 16, pukul 10.00 WIB, sirine itu kami bunyikan, yang tujuannya untuk mengecek apakah sirinenya mengalami kerusakan atau tidak. Makanya jangan heran kalau tanggal 16 sirinenya bunyi lagi,” pungkasnya. (Imron/Juanda)