Harianpilar.com, Pringsewu – Dugaan penyelewengan hingga mark up pada proyek pengadaan buku perpustakaan yang dikelola Kantor Perpustakaan dan Arsip Pringsewu tahun 2014 senilai Rp197 juta memasuki babak baru. DPRD Pringsewu berjanji akan mempelajari dugaan penyelewengan proyek tersebut.
“Kita akan memanggil dan bertanya pada yang terkait agar bisa mengetahui seperti apa pelaksanaan kegiatan tersebut,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Pringsewu Herman, saat dihubungi via telepon, Kamis (28/5/2015).
Menurut Herman, pihaknya akan mempelajari materi penyelewengan proyek tersebut, upaya ini agar bisa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hingga dugaan mark up pada proyek tersebut.
“ Jika sudah pelajari, kami akan melakukan pemanggilan terhadap pihak-pihak terkait untuk mengetahui proses pelaksanaan proyek tersebut,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dugaan mark up pada proyek pengadaan buku perpustakaan di kantor Perpustakaan dan Arisp Daerah Pringsewu tahun 2014 senilai Rp197 juta, dinilai telah mencederai dunia pendidikan di Pringsewu. Betapa tidak, buku perpustakaan yang sedianya diperuntukan bagi warga pekon untuk meningkatkan pengetahuan, justru disalahgunakan oknum Perpustakaan dan Arsip Daerah.
Saatnya penegak hukum melakukan investigasi/penyidikan terkait dugaan mark up pada proyek pengadaan buku perpustakaan yang diduga fiktif.
“Saatnya penegak hukum membongkar dugaan mark up proyek pengadaan buku perpustakaan di kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Pringsewu,” tegas Direktur Eksekutif Sentral Investigasi Korupsi Akuntabilitas Hukum dan HAM (SIKK-HAM) Lampung Handri Martadinyata, saat dihubungi via telepon, Rabu (27/5/2015).
Menurut Handri, penegak hukum harus membongkar dugaan mark up proyek pengadaan buku perpustakaan dengan memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan.
“Panggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan terkait kasus ini. Jika terbukkti ada penyalahgunaan dalam proses pelaksanaan proyek tersebut aparat bisa mengarah kepada tersangka,” tegas Handri.
Diberikan sebelumnya, Pelaksanaan proyek pengadaan buku perpusatakaan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pringsewu tahun 2014 diduga Mark-Up.
Selain itu, pelaksanaan proyek senilai Rp197 juta itu dikerjakan pada tahun 2015, lantaran tercium adanya indikasi fiktif.
Menurut sumber Harian Pilar, Proyek pengadaan buku perpustakaan tersebut seharusnya dilaksanakan pada bulan Mei 2014, namun tidak dibelikan tapi karena sudah tercium kecurangan, maka proyek itu baru dikerjakan Bulan Januari 2015 meski tidak sesuai spek.
“Walaupun sudah dibelikan buku sama raknya, namun jumlah bukunya sangat sedikit juga kualitas rak juga tidak sesuai spek, rak bukunya saat ini termakan bubuk kayu karena diduga dengan kualitas jelek. Pengadaan bukunya sedikit tidak sesuai anggaran pengadaan juga rak bukunya sudah dimakan bubuk kayu pak, bisa dilihat di kantor raknya penuh bubuk kayu pak,” ungkap sumber, Selasa (26/5/2015).
Menurut sumber, bukan hanya itu untuk pengadaan buku perpustakaan pekon juga diduga telah dimark-up, pengadaan buku perpustakaan pekon tersebut senilai Rp63 juta untuk sembilan pekon pada sembilan kecamatan di Kabupaten Pringsewu jadi persatu pekon senilai Rp7 juta.
“Peruntukan buku perpustakaan pekon juga diduga fiktif, karena tidak pernah ada pekon yang mendapat bantuan buku perpustakaan tersebut,” kata dia.
Selain itu, ungkap sumber, mobil perpustakaan keliling yang seharusnya dipergunakan untuk keliling ke sekolah-sekolah, tidak difungsikan.
Mobil perpustakaan keliling tersebut tidak pernah dioperasikan, namun anggaran operasional kendaraan tersebut sebesar Rp3juta/ bulan dikeluarkan.
“Selama tahun 2014 kendaraan tersebut sama sekali tidak pernah dipergunakan sesuai peruntukannya,” kata sumber.
Sementara Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Sunargianto saat dikonfirmasi mengatakan, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan karena sudah selesai, namun dia tidak bisa menjelaskan pekon mana yang mendapat bantuan buku perpustakaan, saat ditanya pengadaan buku dan rak buku perpustakaan dia tidak menjawab.
Ketika ditanya persoalan kendaraan perpustakaan keliling ini, Sunargianto hanya terdiam tidak memberikan komentar apapun. (Sahirun/Juanda)