oleh

Produktifitas Sapi di Mesuji Rendah

Harianpilar.com, Mesuji – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji agaknya harus kerja ekstra dalam meningkatkan produktifitas ternak sapi di Kabupaten Mesuji. Pasalnya, estimasi ternak sapi di Kabupaten Mesuji belum mumpuni. Hal itu juga disebabkan berbagai faktor sehingga produktifitas ternak sapi rendah.

Petugas Inseminasi Buatan Wilayah Kecamatan Wayserdang, Mesuji Isnanto Prihatmoko S.Pt, mengatakan, rendahnya produktifitas ternak sapi di Wilayah Kabupaten Mesuji memang perlu ditingkatkan. Karena, bila dilihat dari Sensus BPS tahun 2013 ternak sapi di Kabupaten Mesuji baru mencapai 7.692 ekor.

“Rendahnya produktifitas ternak sapi yang hanya mencapai 7692 ekor ini tentunya perlu perhatian serius kita dalam meningkatkannya. Selain itu, juga disebabkan berbagai faktor serta sumber daya manusia (SDM) masyarakat belum memadai didalam berternak sapi. Kondisi inilah maka menyebabkan rendahnya produktifitas ternak sapi,”jelas Isnanto, Senin (27/4/2015).

Pemiliharaan ternak sapi memang bukan pekerjaan yang mudah, namun bukan berarti sulit untuk dilakukan oleh masyarakat dan yang terpenting harus memahami tatacara beternak sehingga produktifitas bisa meningkat. Namun, saat ini, lanjut Isnanto, masyarakat dikabupaten mesuji masih enggan melakukan ternak sapi sehingga produksinya masih rendah.

“Bila hasil pengamatan yang sudah saya lakukan beberapa kurun waktu ini, ada beberapa fakto yakni Kesalahan dalam memilih bakalan atau indukan, perkawinan sedarah (babon dengan anak, kakak dengan adik dan sebagainya. Pengunaan pakan yang monoton dan kurang berkualitas, tidak mau menanam pakan serta pola pemeliharaan yang dilakukan dengan digembala. Padahal langkah-langkah ini juga dapat menyebabkan gagalnya hasil ternak,”paparnya.

Takhanya itu, lanjut Isnanto, masyarakat juga enggan untuk merawat kesehatan secara berkala, enggan untuk menggunakan teknologi kawin suntik, enggan membuat kandang yang representatif dan menjual ternak yang baik serta memelihara ternak yang jelek dan dalam kondisi terdesa.

“Faktor-faktor inilah yang menyebabkan produktifitas ternak sapi menurun. Artinya, pemerintah kabupaten mesuji tentunya harus bekerja ekstra dalam memberikan penyuluhan serta pemahaman kepada masyarakat ternak sapi dengan harapan kedepan agar produksi sapi dimesuji dapat meningkat sebagai mana yang diinginkan,”imbuhnya.

Lebih dalam dipaparkan Isnanto, bila masyarakat tetap menggunakan pola seperti ini tentunya akan menghasilkan hasil yang kurang sempurna. Salah satu contoh, yakni dampak dari perkawinan sedarah akan menyebabkan pertumbuhan (kerdil), mortalitas, dan berpotensi menularkan penyakit serta sapi jantan akan mengalami desakan psikologis yang akhirnya menggangu karakter galaknya sapi tersebut.
“Untuk itu, kedepan kita harapkan produktifitas ternak sapi dapat meningkat sebagai mana yang diharapkan. Namun, bila pola fikir masyarakat tetap seperti itu tanpa adanya penyuluhan serta perubahan maka hasil produksi ternak sapi tetap akan menurun,” tandasnya. (Sandri/JJ)