Harianpilar.com, Pringsewu – Dugaan penyimpangan dalam sejumlah proyek milik Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pringsewu yang terjadi sejak awal hingga tahap pelaksanaan di lapangan, dinilai menjadi indikator masalah itu tidak hanya melibatkan satu pihak, melainkan banyak pihak terkait.Indikasi KKN Berjamaah.Benarkah?
Sebab, dari proses tender proyek itu memang sudah muncul dugaan prosesnya hanya formalitas saja dan ada dugaan sudah adanya pemainan antara oknum rekanan dengan oknum pejabat terkait. Dugaan itu juga diperkuat oleh proses PHO yang diterima oleh Disdik Pringsewu meski secara kualitas proyek itu meragukan.
“Kalau saya baca beritanya dari proses tender memang sudah muncul dugaan masalah, seperti pemenang tender harga penawarannya sangat minim, kemudian peserta tender yang terkesan hanya dibolak-balik. Ini wajar kalau diduga tender hanya formalitas saja,”ujar Tim Kerja Institute on Corruption Studies (ICS), Apriza, saat dimintai tanggapanhya baru-baru ini.
Kemudian, lanjutnya, kondisi fisik proyek itu yang sudah mulai mengalami kerusakan meski baru seumur jagung juga mengindikasikan adanya ketidak beresan dalam pelaksanaanya.”Tidak mungkin pemerintah itu menganggaran dana untuk membangun proyek yang kualitasnya rendah. Kalau proyek baru beberapa bulan dikerjakan tapi sudah rusak, itu bisa merugikan,” cetusnya.
Disinggung apakah masalah itu hanya dilakukan oleh satu pihak saja, Apriza, secara tegas mengatakan tidak mungkin.”Kalau melihat persoalan ini maka patut diduga melibatkan banyak pihak. Tender itu yang melaksanakan Satker, kebijakan diterima atau tidak PHO itu juga panitia, disitu juga ada konsultan pengawas dan perencana. Jadi Itu tidak mutlak salah rekanan,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Indikasi adanya pengondisian dalam tender proyek itu terlihat dari beberapa hal. Pertama, minimnya nilai penawaran yang diajukan oleh rekanan. Kedua, peserta tender yang terkesan hanya itu-itu saja, bahkan perusahaan pemenang disatu paket menjadi peserta juga dipaket lainnya.
Seperti pada proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru SMPN 4 Gadingrejo dengan pagu anggaran Rp 452 juta, dimenangkan oleh CV.Tuga Putri Tunggal dengan harga penawaran Rp450 juta atau hanya turun Rp2 juta. Begitu juga pada paket Pembangunan Ruang Kelas Baru SMPN 2 Banyumas dengan pagu anggaran Rp452 juta yang dimenangkan CV.Global Nusantara dengan penawaran Rp 449 juta atau hanya turun Rp3 juta dari pagu.
Anehnya lagi, dalam dua paket dengan jenis pekerjaan yang sama ini, kedua perusahaan bergantian menjadi pemenang. Dipaket Pembangunan Ruang Kelas Baru SMPN 4 Gadingrejo yang menjadi pemenang CV.Tiga Putri Tunggal dan CV Global Nusantara menjadi peserta namun dinyatakan kalah.
Sebaliknya pada paket Pembangunan Ruang Kelas Baru SMPN 2 Banyumas yang menjadi Pemenang CV Global Nusantara, dan CV Tiga Putri Tunggal dinyatakan kalah dengan alasan surat penawaran tidak sesuai. Padahal, kedua paket proyek ini memiliki jenis kegiatan yang sama. Dan peserta lain dalam tender dua proyek ini juga perusahaan yang nyaris sama semua.
Masalah ini makin menguatkan dugaan adanya penyimpangan dalam perealisasian proyek Disdik Pringsewu itu. Sebelumnya, juga terungkap bahwa Pembangunan Ruang Kelas Baru SMPN 4 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang menghabiskan anggaran hingga Rp452 juta itu secara kualitas sangat meragukan.
Pasalnya, proyek yang dikerjakan CV.Tiga Putri Tunggal ini kondisinya kini mulai mengalami kerusakan, padahal proyek ini baru seumur jagung. Terlihat jelas dilantai bagian belakang RKB ini mulai mengalami retak-retak dan amblas, cat dinding mulai mengelupas, dan parahnya lagi kusennya diduga kuat menggunakan kayu asalan.
Yang lebih memprihatinkan lagi, dalam tahap tender nilai penawaran rekanan proyek ini sangat minim atau hanya turun Rp3 juta dari pagu anggaran. Seharusnya, dengan dana yang maksimal seperti itu, kualitas proyek tersebut pada tingkatan sangat baik.
Kepala Dinas Pendidikan, Budaya dan Pariwisata (Disdikbudpar) Kabupaten Pringsewu, Heri Iswahyudi, mengaku tidak mengetahui adanya bangunan proyek RKB SMP yang bermasalah, karena tidak ada laporan dari Kepala Sekolah.
Heri mengaku akan bertanya dahulu pada konsultan pengawas proyek ini. Anehnya, Heri sendiri tidak mengetahui siapa konsultan pengawasnya,”Nanti saya tanya konsultan pengawasnya dulu,” ujar Heri, Rabu (11/2/2015).
Sementara, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek RKB ini, Haiyin, mengaku akan menegur rekanan proyek itu untukmelakukan perbaikan. Namun, Haiyin mengklaim proyek RKB ini sudah baik,”Baru ini rekanannya saya tegur agar segera melakukan pemeliharaan pada kerusakan yang ada,” tutupnya. (Sairun/Juanda)