oleh

Dinkes Kecolongan, Bubuk Abate Diperjualbelikan

Bandarlampung (Harian Pilar) – Bubuk Abate yang biasa dipergunakan untuk mencegah berkembangbiaknya nyamuk marak diperjualbelikan di masyarakat. Padahal bubuk tersebut tidak diperbolehkan diperjualbelikan.

Seperti yang dialami Sri Utami, Warga Jalan Bunga Sepatu I Perumnas Waykandis Tanjungsenang Bandarlampung. Dirinya mengaku pernah ditawari bubuk abate oleh seorang ibu-ibu yang menggunakan seragam abu-abu (mirip seragam PNS) tanpa logo untuk membeli bubuk abate.
Tak jarang penjual itu sering kali memaksa pembeli untuk membeli bubuk tersebut.

“Ya kesel mas, kadang-kadang maksa juga sih jualnya, sudah kita bilang nggak mau masih aja nggak pergi, malah kadang sudah beli satu disuruh ngambil dua, ” ujar Sri Utami, Minggu (11/1/2015) saat di temui di kediamannya di komplek Perumnas Waykandis Bandarlampung.

Dijelaskannya, bubuk abate yang dijualbelikan itu bukanlah bubuk abate asli, namun merupakan bubuk pasir yang dibungkus persis bubuk abate.

“Waktu itu saya buka isinya bukan bubuk abate, saya pegang malah pasir halus itu, akhirnya malah saya buang nggak saya pakai,” ungkapnya.

Sri manambahkan penjual tersebut tidak diketahui dari mana asalnya, namun menurutnya setiap berjualan penjual tersebut memakai baju seragam pegawai negeri sipil namun tidak ada logonya.

“Ya baju PNS yang dipakai tapi nggak ada logonya, saya juga nggak tahu dari mana datengnya, tapi sebulan atau dua bulan lagi nanti kesini lagi jual bubuk itu,” Imbuhnya sersya menjelaskan bahwa bubuk abate tersebut dibandrol dengan harga Rp.3ribu-Rp.5ribu.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung, dr Amran menegaskan pihaknya tidak pernah memperjualbelikan bubuk abate ke masyarakat, bahkan bubuk abate diberikan secara cuma-cuma dan disalurkan melalui kecamatan.

“saya himbau masyarakattanyakan dahulu identitas nya apabila ditawarkan bubuk abate tersebut, dan kalau memang itu dari puskesmas atau kiecamatan, masyarakat laporkan kesini,” tegas Amran, belum lama ini.

Diungkapkannya, bubuk abate dibagikan ketiap kecamatan se-Bandarlampung sebanyak 20kg /Kecamatan, untuk dibagikan kepada masyarakat secara gratis. “bubuk abate itu dibagikan gratis, nggak boleh di jual-jual,” tandasnya.

Dijelaskan Amran bahwa bubuk abate yang diperjualbelikan itu diragukan keasliannya, terlebih manfaatnya sebab menurutnya bisa saja pada musim hujan seperti ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk meraup keuntungan.

“Jadi kalau memang benar bubuk abate itu diperjualbelikan, saya khawatir b8ubuk itu palsu apalagi manfaatnya nggak ada, bisa aja kan orang cari kesem,patan musim hujan begini,” jelasnya.

Oleh sebab itu menurutnya masyarakat perlu waspada dan hati-hati ketika ada penjual bubuik abate keliling sebab abate itu tidak diperjualbelikan.

“Abate itu tidak diperjual belikan, gratis untuk masyarakat,” ucapnya. (Buchari/JJ)