Lampung Utara (Harian Pilar) – Ditenggarai kurangnya kepedulian Pemkab Lampung Utara (Lampura), salah satu penyebab ambruknya gedung Aula Kecamatan Kotabumi Selatan, Jumat (14/11) lalu. Betapa tidak, sebelum ambruk pihak kecamatan sudah mengusulkan ke Dinas PU untuk segera merehab gedung tersebut di tahun 2014. Namun pihak dinas baru akan merehab gedung itu di anggaran 2015.
“Kami sudah mengusulkan perbaikan gedung aula kecamatan itu ke pemerintah kabupaten(Pemkab) Lampura pada bulan Juli 2014 lalu.
Lantas pihak konsultan Dinas Pekerjaan Umum pada 10 Nopember 2014 melakukan pemeriksaan bangunan aula tersebut. Kalau informasi yang kita dapat aula itu harus direhab total dan rencananya pembangunan dilaksanakan tahun anggaran 2015,” kata Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kotabumi Selatan Syaiful Anwar, mewakili Camat Sanny Lumi, Minggu (16/11/2014).
Dikatakannya, sejak enam bulan terakhir pihak kecamatan tidak pernah menggunakan aula yang dibangun dalam tiga tahapan sejak tahun 2008 itu, karena khawatir dengan kondisi bangunan yang sudah memperihatinkan
“Sudah tidak pernah kita gunakan sejak enam bulan lalu. Karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata Sekcam
Terpisah, Sekda Lampura Samsir memastikan alamm segera membangun kembali aula kecamatan tersebut.
Menurut Samsir, sebelum dilakukan rehabilitasi bangunan aula itu sudah keburu ambruk. Karenanya pemerintah setempat memastikan akan mengganti usulan rehab menjadi usulan pembangunan aula secara total.
”Ya, terpaksa kita harus mengganti usulan itu, dari hanya rehab menjadi usulan pembangunan aula baru,” ujar Sekdakab Lampura, Samsir, Minggu (16/11/2014).
Penjelasan Samsir itu disampaikan, ketika mengetahui aula pertemuan Kecamatan Kotabumi Selatan ambruk hingga rata dengan tanah sekitar pukul 08.30 WIB, jum,at lalu. Ambruknya gedung aula pertemuan itu diduga karena konstruksi bangunan yang sudah mulai rapuh.
Menurut Staf Ketertiban Kecamatan Kotabumi Selatan Saparuddin, tanda-tanda bangunan itu akan ambruk sudah terlihat sejak sehari sebelumnya. Pada hari kamis ia melihat bagian karpus atap bangunan sudah mulai berjatuhan. Kondisi itu terus berlanjut hingga jumat pagi ketika ia berada dikantor yang terletak bersebelahan dengan gedung itu.
Terdengar suara berderak pada bagian atap, yang dilanjutkan dengan suara gemuruh amruknya gedung tersebut.
Saparudin dan beberapa staf lainnya mengaku sempat menghitung detik-detik ambruknya gedung aula itu. Dikatakan proses ambruknya aula hingga rata dengan tanah hanya terbilang detik.
“Belum sampai satu menit aula itu sudah amruk semua dan keempat tiang penyangga aula patah,”lanjut dia. (Iswan/Hery/JJ).