Harianpilar.com, Lampung Tengah – Sebanyak 50 siswa mengikuti Wisuda Sekolah Lansia Kembang Tulip Estandar 1 bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Kampung Tulung Kakan Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Rabu (23 Oktober 2024).
Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung dr. Nuriski Permanajati M.H mengatakan berbagai kebijakan untuk mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif) melalui 7 dimensi lansia tangguh yakni dimensi spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional dsn lingkungan dimana lansia perlu terus diintervensi (stimulasi) pada aspek tersebut.
“Kegiatan sekolah lansia berjumlah 50 orang dan melaksanakan pertemuan setiap bulan dengan narasumber dari IRL dan lintas sektor terkait. Proses pembelajaran sebagaimana layaknya sekolah yang berjalan rutin, hingga pada akhir masa pembelajaran diberikan apresiasi kepada siswa-siswi sekolah lansia dalam bentuk wisuda. Sesuai dengan pedoman sekolah lansia bahwa program ini berlanjut sampai dengan tahapan Standar 2 (S2) dan Standar 3 (S3) hingga lansia-lansia tersebut akan menjadi Duta Lansia atau pengajar bagi sekolah lansia yang lain,” kata dr. Nuriski.
Nuriski mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan/wati yang hari ini dikukuhkan kelulusannya. Semoga ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama pembelajaran sekolah lansia standar 1 dapat bermanfaat dan mampu membentuk lansia menjadi semakin tangguh dan berdaya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPKB Lampung Tengah I Nyoman Gunadi menyampaikan bahwa menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 Populasi Lansia di Indonesia mencapau 25 juta jiwa, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya angka harapan hidup. Data ini menunjukan bahwa semakin banyak orang mencapai usia lanjut yang berpotensi mempengaruhi berbagai aspek sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Selain itu I Nyoman Gunadi juga mengucapkan banyak lansia yang mengalami masalah kesehatan fisik dan mental, termasuk penyakit kronis, depresi dan kecemasan. Kesehatan yang menurun sering kali disertai dengan kurangnya dukungan sosial, sehingga meningkatkan resiko kesepian dan isolasi.
Dalam konteks ini, pendidikan dan interaksi sosial melalui sekolah lansia dapat memberikan manfaat yang signifikan. Program ini tidak hanya akan memberikan pengetahuan dan keterampilan baru, tetapi juga menciptakan ruang bagi lansia untuk bersosialisasi, berbagi pengalaman dan membangun jaringan dukungan. (JJ)