oleh

PDIP Mesuji Resmi Laporkan Penyebar Hoax

Harianpilar.com, Bandarlampung – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Mesuji, resmi melaporkan seorang wanita bernama Sulastri, atas tuduhan penyebaran berita bohong (hoax) yang beredar di grup WhatsApp ke Polres Mesuji.

Narasi berita hoax menyebut jika PDIP mengusulkan kepada pemerintah pusat agar pondok pesantren di seluruh Indonesia ditutup atau dihapus.

Pelaporan dipimpin langsung oleh Ketua DPC PDIP Mesuji Budhi Condrowati, Minggu (29/1) dengan Laporan Polisi No.Pol: LP/B/17/I/2023/SPKT/RESOR MESUJI/POLDA LAMPUNG.

Dijelaskam Condrowati, yang juga anggota DPRD Provinsi Lampung ini, pihaknya melaporkan pelaku penyebar berita hoax yang diduga dilakukan oleh seorang wanita warga Mesuji bernama Sulastri

Ketua Baguna PDIP Lampung itu menuturkan jika pelaku sendiri melakukan perbuatan tindak pidana itu dengan cara menyebarkan berita hoax melalui grup Whatsapp.

“Ditambah dalam berita tersebut terdapat foto Pak Hasto Sekjen kami dan Ibu Megawati yang sangat kami hormati. Ibu Megawati simbol partai kami,” ungkapnya.

Dengan konten narasi tersebut, kata dia, pelaku sengaja menyebar luaskan berita hoax itu. Bahkan, turut memprovokasi dengan mengajak viral kan berita hoax tersebut.

“Jadi kami merasa dirugikan apalagi ini tahun politik dan saya juga tidak tau latar belakang Sulastri ini siapa,” tambahnya.

Oleh sebab itu, pihaknya dari PDIP Mesuji meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas laporan yang dilayangkan itu.

Ditambahkannya, bahwa pihaknya sendiri sudah mengetahui pelaku yang menyebarkan berita hoax tersebut.

“Sudah kita panggil dan pelaku sendiri sudah minta maaf. Akan tetapi kan kata maaf itu tidak menghapus proses hukum. Tentu maaf kita terima akan tetapi proses hukum tetap berjalan,” jelasnya.

Padahal ungkap Condrowati, di PDIP sendiri ada yang namanya Baitul Muslimin dan di dalamnya ada Badan Bincang Keagamaan.

Kemudian di susunan pengurus juga ada bidang keagamaannya, bahkan di Kantor PDIP Kabupaten Mesuji juga ada mushola di dalam kantor.

“Banyak anggota PDI-Perjuangan yang sudah miliki Pondok Pesantren. Artinya berita itu tidak benar adanya, jelas berita hoax itu sangat menyudutkan Partai PDI-Perjuangan,” urainya.

Ia pun berharap kasus seperti ini tidak terulang kembali, apalagi di tahun politik saat ini.

“Jangan sampai ada oknum yang membikin gaduh keadaan apalagi sampai memperburuk citra partai,” tandasnya. (*).