oleh

Jelang 2 Tahun Kepemimpinan Arinal-Nunik. Pertumbuhan Ekonomi Lampung ‘Terpuruk’

Harianpilar.com, Bandarlampung – Pada 12 Juni 2021 mendatang genap dua tahun kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung pasangan Arinal Djunaidi dan Chusnunia Cholim. Namun, dibawah kepemimpian Arinal – Nunik justru pertumbuhan ekonomi sang bumi rua jurai ini justru terpuruk di triwulan pertama 2021. Bahkan pertumbuhan ekonomi Lampung yang biasanya lebih unggul dari Provinsi Aceh, justru kini bertengger paling bawah Se-Sumatera.

Hal itu diketahui berdasarkan data Media update pemaparan Kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi Lampung pada triwulan 1 tahun 2021, yang digelar di Ballroom Hotel Emersia Bandarlampung, Jumat (28/05/2021).

Berdasarkan data update pemaparan Kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi Lampung pada triwulan 1 tahun 2021, pertumbuhan ekonomi triwulan I Se-Sumatera, Lampung berada di urutan terakhir pertumbuhan ekonominya yakni -2,10 persen. Kemudian disusul diatasnya Provinsi Aceh terkontraksi sebesar -1,95 persen, Sumatera Utara-1,85 persen. Bengkulu -1,58 persen, Kepulauan Riau -1,19 persen, Sumatera Selatan -0,41 persen, Jambi -0,33 persen, Sumatera Barat -0,16 persen, Riau 0,41 persen, selanjutnya Kepulauan Bangka Belitung terkontraksi sebesar 0,97 persen.

Kepala OJK Provinsi Lampung Bambang Hermanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2021 masih terkontraksi sebesar -2,10 % (y-on-y). Tetapi mengalami perbaikan dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan 4 tahun 2020, yang terkontraksi sebesar -2,26 % (y-on-y).”Secara Q to Q, ada sedikit perbaikan di Q1 2021 yaitu -2,10 %, dibandingkan Q4 2020 yang masih terkontraksi sebesar -2,26 %,” ungkap Bambang Hermanto dalam pemaparannya.

Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan LJK OJK Lampung, Aprianus John Rirnad, mengatakan kondisi Maret pada tahun 2021 itu dibandingkan dengan Maret 2020 mengalami penurunan sebesar 18,2 persen.”Kalau di rata rata kan, hampir mencapai 3 persen penurunannya,” kata dia.

Menurut John, jika diambil dari lima besar bidang ekonomi, sektor ini yang pengaruhi MPF 3 persen.”Secara garis besar sejak Desember itu sudah mengalami penurunan. Tetapi jika kita lihat dari nilai kontraknya nasabah mengajukan pinjaman. Kalau Desember itu 102 ribuan debitur, sekarang jadi 103 ribuan debitur, artinya debitur yang terima relaksasi ini bertambah,” kata dia.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, juga menunjukkan perekonomian Provinsi Lampung triwulan I-2021 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,10 persen dibanding triwulan I-2020 (y-on-y), melemah dibanding capaian triwulan I-2020 yang tumbuh sebesar 1,74 persen. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 14,49 persen. Dari sisi pengeluaran, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,89 persen.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Fahrizal Darminto, saat dimintai tanggapan terkait masalah ini tidak menjawab. Padahal, saat dikonfirmasi WhastApp miliknya dalam keadaan online.(Ramona/Maryadi)