Harianpilar.com, Bandarlampung – Pemerintah kabupaten/kota dan Pemerintah Provinsi Lampung diminta membuat program terstruktur dan terencana dalam penanganan pendemi Virus Corona (Covid-19) di Lampung yang kian meluas.
Jangan sampai, tanpa adanya perencanaan program yang jelas serta minimnya anggaran penanganan menjadi tidak tepat sasaran atau mungkin dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan. Pejuang Bravo Lima (PBL) Lampung merekomendasikan tiga langkah penangan covid 19.
“Terus terang, kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi baik di luar negeri maupun dalam negeri, khususnya Lampung. Jumlah korban Virus Corona kian hari semakin meningkat,” kata Ketua Umum Pejuang Bravo 5 Lampung Ary Maizari, S.E., MBA, Jumat (03/04/2020), didampingi Sekjen Pejuang Bravo 5 Lampung Reza Berawi.
Menurut Ary, pemerintah daerah harus menyikapi ini dengan cepat dan tepat. Baik antar pemerintah daerah, maupun pemerintah daerah dengan stakeholder dan masyarakat. “Harus ada program yang jelas dari Gugus Tugas maupun pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini,” kata dia.
Tiga hal penting yang harus segera dibuat dan dilaksanakan, lanjut Ary, adalah penanganan kesehatan, penanganan jaringan pengamanan sosial, dan penanganan terhadap ekonomi.
“Untuk penanganan kesehatan harus dipastikan soal penanganan pasien, baik itu rumah sakit, puskesmas, termasuk balai pengobatan. Berapa ruang isolasi yang tersedia, jumlah medis dan paramedis yang akan melakukan penanganan, sampai ketersediaan alat pelindung diri (APD),” kata Bendahara Yayasan Alfian Husin itu.
Dalam penanganan kesehatan ini, lanjut Ary, juga termasuk dengan penanganan lingkungan atau masyarakat. “Dibutuhkan pihak-pihak yang memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat soal Virus Corona, serta dampaknya kepada masyarakat. Tidak bisa diserahkan kepada Gugus Tugas atau dinas kesehatan saja,” kata dia.
Selanjutnya, lanjut Ary, penanganan jaringan sosial perlu segera dilakukan mengingat banyak warga yang terdampak langsung dengan pendemi Covid-19 ini. Selain itu, dampak ekonomi juga perlu dipikirkan dan dicari solusinya. Menurut dia, banyak warga yang terdampak langsung mengakibatkan ekonomi keluarga terganggu (miskin).
“Ketiga poin penting itu tidak bisa dicampuradukan. Harus ada pembagian tugas dan koordinasi yang jelas. Libatkan masyarakat dalam penanganannya. Kami dari Pejuang Bravo 5 Lampung siap membantu jika memang dibutuhkan. Kami siap bekerjasama,” kata dia.
Ary mengatakan, lambannya koordinasi, minimnya anggaran, dan tidak adanya program penanganan yang jelas mengakibatkan Virus Corona menyebar kemana-mana dan membahayakan masyarakat. Namun demikian, Ary memberikan apresiasi kepada Pemda Provinsi Lampung atas usaha yang sudah dilakukan selama ini. “Yang saya tahu anggaran pemda provinsi hanya Rp245 miliar. Jika sampai anggaran minim ini tidak tepat sasaran dan apa yang dilakukan akan sia-sia,” kata dia.
Sementara, Sekjen Pejuang Bravo 5 Lampung Reza Berawi menambahkan Lampung yang merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera dan Jawa harus benar-benar dijaga dan diawasi dengan ketat, terutama di wilayah pintu masuk Provinsi Lampung.
“Kami juga meminta aparat bertindak tegas terhadap warga terkait aturan pemerintah pusat, terutama soal sosial distancing atau physical distancing. Kami juga meminta kepada kabupaten/kota se-Provinsi Lampung untuk menyiapkan ruang isolasi dan APD baik di rumah sakit maupun puskesmas yang ada. Terutama jika ada warga yang meninggal dunia akibat Virus Corona, pemerintah harus menyiapkan lahan untuk pemakaman,” kata Reza Berawi.
Terlebih, kata dia, pihaknya sangat miris ketika mengetahui ada warga yang meninggal akibat terpapar Virus Corona ditolak warga lain untuk dikebumikan. “Ini sangat miris, kasihan warga yang berduka. Dan, memang diperlukan kerjasama Pemda, Muspida/Muspika untuk mengedukasi warga, agar jangan sampai menolak warga terjangkit Virus Corona untuk dikebumikan,” kata dia. (Sifa)