oleh

Bappeda Fokus Kembangkan Kopi Tanggamus

Harianpilar.com, Tanggamus – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tanggamus kian kencang berlari memajukan program rencana aksi pengembangan dan Pelestarian Kopi Tanggamus. Tak tanggung-tanggung program inipun sudah diboyong Bappeda ke kancah nasional.

Keseriusan Bappeda mengembangkan sekaligus melestarikan biji bernama ilmiah Coffea Canephora itu, diimplementasikan dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Bupati Tanggamus Nomor: B.232/35/10/2016 tanggal 25 Juli 2016, tentang Tim Koordinasi Pengembangan dan Pelestarian Kopi Lampung di Bumi Begawi Jejama.

‪Kepala Bappeda Tanggamus Hendra Wijaya Mega mengatakan, dalam tim koordinasi juga ada beberapa satuan kerja (Satker) lain, yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Badan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan Pekon dan Transmigrasi (BPMP2T), dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Tanggamus.

Gambaran umum perkebunan kopi, menurut Hendra Wijaya, Tanggamus mempunyai luas wilayah sekitar 285.546,00 hektare (ha). Di dalamnya, terdapat kawasan hutan sekitar 147.749,11 ha dan luas perkebunan 85.924,65 ha.  Lalu data statistik tahun 2015, khusus komoditi kopi robusta seluas 43.916,00 ha dengan produksi 27.581 ton.

Produktivitas 847,99 kg/ha berbentuk hasil biji kering asalan. Sementara dari luas total lahan 91.620,64 ha, potensi perkebunan rakyat seluas 85.924,65 ha. Perkebunan negara seluas 2.207,50 ha dan perkebunan swasta 1.070,00 ha.

‪Berdasarkan pemetaan Bappeda, jumlah total kelompok tani (Poktan) di seluruh Kabupaten Tanggamus sebanyak 1.624 poktan, total anggota poktan 46.005 kepala keluarga (KK), total luas lahan 85.924 ha, total lahan khusus kopi per 2015 seluas 43.916,00 ha, dan total produksi 27.581,43 ton/tahun.

Rinciannya, Kecamatan Pematangsawa dengan luas areal 3.978 ha, lahan kopi 1.154,00 ha, produksi 500,00 ton/tahun, punya 84 poktan dengan 2.038 KK anggota, lalu 945 KK belum anggota.

Kecamatan Semaka dengan luas areal 3.966 ha, lahan kopi 340,00 ha, produksinya 442,00 ton/tahun, punya 124 poktan dengan 3.100 KK anggota, lalu 376 KK belum anggota. Kecamatan Wonosobo dengan luas areal 4.653 ha, lahan kopinya 2.223 ha, produksinya 1.400,00 ton/tahun, punya 105 poktan dengan 2.625 KK anggota, lalu 865 KK belum anggota.

Kecamatan Bandarnegeri Semuong dengan luas areal 1.487 ha, lahan kopi 805,00 ha, produksi 400,00 ton/tahun, punya 58 poktan dengan 1.806 KK anggota, lalu 30 KK belum anggota.

Kecamatan Kotaagung Barat dengan luas areal 1.065 ha, lahan kopi 216 ha, produksi 160,00 ton/tahun, punya 82 poktan dengan 2.050 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota. Kemudian Kecamatan Kotaagung Timur dengan luas areal 3.181 ha, lahan kopi 354 ha, produksi 155,00 ton/ha, punya 93 poktan dengan 2.442 KK anggota, lalu 100 KK belum anggota.

Kecamatan Kotaagung (Pusat) dengan luas areal 1.449 ha, lahan kopi 327 ha, produksi 234,00 ton/tahun, punya 60 poktan dengan 1.864 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota. Kecamatan Gisting dengan luas areal 1.875 ha, lahan kopi1.281 ha, produksi 680,81 ton/tahun, punya 59 poktan dengan 1.574 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota.

Kecamatan Sumberejo dengan luas areal 3.211 ha, lahan kopi 2.147 ha, produksi 1.559,00 ton/tahun, punya 82 poktan dengan 2.469 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota. Kecamatan Gunungalip luas areal 2.299 ha, lahan kopi 1.180 ha, produksi 897,00 ton/tahun, punya 57 poktan dengan 1.788 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota.

‪”Kecamatan Talangpadang dengan luas areal 809 ha, lahan kopi 304 ha, produksi 80,00 ton/tahun, punya 59 poktan dengan 1.475 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota. Kecamatan Pulaupanggung luas areal 8.344 ha, lahan kopi 7.339 ha, produksi 5.250,00 ton/tahun, punya 87 poktan dengan 2.267 KK anggota, lalu 3.991 KK belum anggota. Kecamatan Airnaningan dengan luas areal 9.069 ha, lahan kopi 6.984 ha, produksi 4.5885,00 ton/tahun, punya 73 poktan dengan 2.252 KK anggota, lalu 4.550 KK belum anggota.

Kecamatan Ulubelu luas areal 9.083 ha, lahan kopi 7.549 ha, produksi 4.970,00 ton/tahun, punya 79 poktan dengan 2.391 KK anggota, lalu 4.421 KK belum anggota. Kecamatan Bulok luas areal 3.864 ha, lahan kopi 1.660 ha, produksi 600,00 ton/tahun, punya 108 poktan dengan 3.607 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota. Kecamatan Limau luas areal 8.786 ha, lahan kopi 1.191 ha, produksi 19,60 ton/tahun, punya 62 poktan dengan 1.783 KK anggota, lalu 0 KK belum anggota.

Kecamatan Cukuhbalak luas areal 7.089 ha, lahan kopi 1.599 ha, produksi 843,00 ton/tahun, punya 94 poktan dengan 2.492 KK anggota, lalu 2.824 KK belum anggota. Kecamatan Kelumbayan luas areal 1.370 ha, lahan kopi 251 ha, produksi 289,20 ton/tahun, punya 62 poktan dengan 1.581 KK anggota.

Kecamatan Kelumbayan Barat luas areal 1.522 ha, lahan kopi 445 ha, produksi 336,00 ton/tahun, punya 66 poktan dengan 1.748 KK anggota. Dan Kecamatan Pugung luas areal 8.824 ha, lahan kopi 6.567 ha, produksi 4.180,50 ton/tahun, punya 130 poktan dengan 4.653 KK anggota,” beber Hendra Wijaya.

‪Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Tanggamus itu melanjutkan, ada sepuluh poktan pembuat kopi bubuk di Tanggamus.

Kemudian perusahaan yang bermitra dengan petani kopi Tanggamus, ada PT Nestle lokasi kemitraannya di Kecamatan Sumberejo, Pulaupanggung, Airnaningan, Ulubelu. Lalu PT Ulebelu Cofco Abadi lokasi kemitraannya di Kecamatan Pulaupanggung, Kotaagung, dan HKm Ulubelu.

Berikutnya PT Louis Dreyfus Commodities lokasi kemitraannya di Kecamatan Pulaupanggung dan HKm Airnaningan. Terakhir PT Asia Makmur lokasi kemitraannya di Kecamatan Pulaupanggung.

‪”Kami pun sudah punya Analisis SWOT (Strength/Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Opportunity/Peluang, and Threat/Ancaman) perkembangan kopi Tanggamus. Sisi Strength, kopi Tanggamus memiliki prospek pasar yang cerah, baik domestik maupun ekspor. Selama ini Indonesia dikenal dunia sebagai produsen kopi robusta. Daerah penyumbangnya adalah Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Kopi robusta Lampung telah mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis No. ID 000000026 tanggal 13 Mei 2014, dengan lokasi Masyarakat Indikasi Geografis Kopi Robusta Lampung (MIG-KRL) di Tanggamus, Lampung Barat, dan Waykanan. Lalu dari hasil Uji Cita Rasa oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember pada 15-24 Oktober 2012 dan 20-24 Juni 2013, kopi Tanggamus memiliki karakteristik rasa unik, yaitu ada rasa cokelat dan rempah. Karakteristik rasa itu hanya bisa tercipta karena pengaruh kondisi geografis daerah tertentu dan tidak semua daerah memiliki (karakteristik rasa unik) itu,” jelas Hendra, didampingi Sekretaris BAPPEDA Suaidi. (Adv)