oleh

TNWK Masuk Kawasan Asean Heritage Park

Harianpilar.com, Bandarlampung – Tahun ini Provinsi Lampung mendapat penghargaan, menyusul Taman Nasional Way Kambas (TNWK) menjadi sebuah kawasan Asean Heritage Park yang ke 36.

Plt Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono mengatakan, kebanggaan Provinsi Lampung atas terpilihnya TNWK sebagai ASEAN Heritage Park (AHP) yang ke-36 atau yang ke-4 di Indonesia, dan juga atas pelaksanaan pertemuan Asean Heritage Park yang ke 5 diselenggarakan di Provinsi Lampung.

ASEAN Heritage Park merupakan kawasan perlindungan terpilih di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi.

” AHP diberikan sebagai bentuk penghargaan yang tinggi terhadap pentingnya kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi” ujarnya setelah membuka AHP di hotel the7, Senin (25/7/2016).

Selain terdapat pusat konservasi gajah, terdapat juga Suaka Rhino Sumatera (SRS), yang merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semi alami di Asia atau mungkin dunia.

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada bulan Mei 2016, dunia konservasi internasional mendapatkan kabar gembira dengan berita kelahiran anak badak sumatera di Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman Nasional Way Kambas.

“Kelahiran anak badak yang mupakan kedua kalinya di SRS ini menunjukkan keberhasilan pengelolaan pengembangbiakan badak di TNWK. Pemberian nama badak tersebut direncanakan akan diberikan pada kesempatan pertemuan ini oleh Presiden RI atau yang mewakili,” jelas Sutono.

Mantan Sekda Kabupaten Lampung Selatan ini mengatakan, penetapan TNWK sebagai AHP akan menjadi komitmen bersama dengan AHP Committee untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan dengan melestarikan keragaman genetik, memastikan berkelanjutan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, serta menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata di TNWK.

” Hal ini agar pengelolaan kawasan pelestarian alam dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis tetapi juga manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan,” tegasnya. (Fitri/Juanda)