Harianpilar.com, Bandarlampung – Pemprov Lampung di tahun 2016, akan memokuskan pembangunan di tiga kawasan yakni, Kawasan Industri di Timur Lampung, Ketahanan Pangan di daerah Tengah Lampung, dan Kawasan Wisata di Barat Lampung. Terkait hal itu, kota Bandarlampung sebagai ibukota diharapkan siap siap dan mampu menjadi penyangga sekaligus menjadi etalase Provinsi Lampung.
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, saat meminta Rakor di Gedung Semergo, Pemkot Bandarlampung, Rabu (3/2/2016) menekankan, yang harus menjadi perhatian jajaran Pemerintah Kota BandarlLampung adalah efek-efek negatif dari pembangunan yang massif. Untuk itu Ridho mengajak jajaran Pemkot untuk bersama-sama mencegah permasalahan tersebut sedini mungkin.
“Tidak ada satu daerah pun yang maju dengan sendiri, harus bersama-sama dan kita saling membutuhkan dan saling mengisi,” ujar Ridho.
Untuk itu Ia juga mengusulkan Bandarlampung menjadi Kota Mega Metropolitan, pemprov sepenuhnya akan mendukung Pemkot mencari dana dan investasi di luar Lampung dan melakukan pendekatan dengan Pemerintah Pusat.
Salah satu yang benar-benar ditekankan oleh Ridho atas efek pembanguan adalah masalah kemacetan yang akan semakin parah bila tidak diobati sejak sekarang, Pemprov bersama Pemkot harus merumuskan agar permasalahan macet di Kota Bandarlampung bisa diatasi sebelum semakin parah, dengan salah satu alternatifnya adalah membuat subway atau MRT.
“Permasalah Kemacetan Kota Bandar Lampung waktu yang tepat diatasinya adalah pada 20 tahun yang lalu, saat masih lenggang, namun tidak ada kata terlambat. Saat ini Bandar Lampung masih stadium 1, belum seperti Jakarta ataupun Bandung yang mulai kronis,” ujar Ridho.
Ridho juga menjelaskan bahwa Ia berdiskusi dengan Kementrian Perhubungan, bahwa akan dibuat kereta api dari Bandara Raden Inten hingga ke pusat Kota Bandarlampung, dengan beberapa sub stasiun nantinya. Ini juga merupakan langkah untuk mengurai kemacetan, dan kelancaran transportasi menuju Bandara dan tempat-tempat startegis di Bandarlampung. (Qoyid/juanda)